Ketua Yayasan Dompet Dhuafa periode 2008 -2019 Ismail Agus Said. Foto: Istimewa
Ketua Yayasan Dompet Dhuafa periode 2008 -2019 Ismail Agus Said. Foto: Istimewa

Dompet Dhuafa Salurkan Dana ke 19,3 Juta Jiwa Selama 26 Tahun

Eko Nordiansyah • 04 Juli 2019 01:04
Jakarta: Yayasan Dompet Dhuafa berhasil mengoptimalkan dana publik sebesar Rp2,66 triliun selama 26 tahun berdiri. Dalam kurun waktu dua dekade terakhir ini, Dompet Dhuafa mengalokasikan penyaluran dana tersebut sebesar 90 persen, dengan penerima manfaat mencapai 19,3 juta jiwa.
 
Ketua Yayasan Dompet Dhuafa periode 2008 -2019 Ismail Agus Said mengatakan jaringan lembaga filantropi yang berdiri pada 2 Juli 1993 tersebut saat ini mencapai pelosok Tanah Air bahkan hingga lima benua. Kehadiran Dompet Dhuafa mampu mengubah pola pikir pengelolaan dana umat.
 
"Yang biasanya tradisional menjadi manajemen profesional. Ketika banyak orang melakukan pekerjaan sosial sambil lalu, amil Dompet Dhuafa sudah bekerja penuh waktu," katanya dilansir dari Antara di Jakarta, Rabu, 3 Juli 2019.

Sebelumnya pada Selasa, 2 Juli dilakukan peringatan hari jadi ke-26 Dompet Dhuafa yang pada kesempatan tersebut dilakukan serah terima jabatan Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa dari Ismail Agus Said kepada Nasyith Majidi. Hadir pada acara tersebut di antaranya pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Parni Hadi.
 
Sementara itu Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Nasyith Majidi mengatakan, meski sudah semakin besar dan modern orientasi program Dompet Dhuafa tetap menjalar di masyarakat bawah atau akar rumput, khususnya kaum dhuafa.
 
Contohnya saat ini Dompet Dhuafa mengembangkan kawasan pertanian terpadu seluas 10 hektar di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Pengelolaan lahan tersebut menerapkan model pertanian terpadu antara pertanian dengan peternakan dan pola pertanian dalam satu siklus biologi.
 
"Dengan begitu tidak ada limbah yang terbuang. Limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan kompos. Kotoran ternakpun dapat digunakan untuk pupuk tanaman," katanya.
 
Menurut dia, program itu sebagai upaya memberdayakan dan mengangkat potensi lokal daerah. Para pendukung dan pegiat Indonesia Berdaya telah lama bercita-cita untuk memiliki lahan produktif guna memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi tersebut.
 
"Dalam jangka panjang program pertanian terpadu ini ditujukan untuk menjadi model dari perwujudan kedaulatan pangan," ungkap dia.
 
Bertepatan dengan hari jadi ke 26, Dompet Dhuafa juga memulai pembangunan warung Bude (Badan Usaha Desa) Dompet Dhuafa di Bumi Maringi Peni Pujon (BMP) Malang, Jawa Timur. Terobosan ini diharapkan mendorog Dompet Dhuafa sebagai 'the living company atau the living organization'.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan