Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan berangkat ke Papua. Pimpinan kedua lembaga bakal memegang komando penuh atas keamanan di lokasi.
Tito dan Hadi akan bertolak ke Papua pukul 16.00 WIB, hari ini. Mereka berencana berdialog dengan beberapa tokoh penting di Bumi Cenderawasih.
"Tujuannya untuk menjamin keamanan agar situasi kembali sangat kondusif," kata Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Irjen Muhammad Iqbal di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin, 2 September 2019.
Menurut dia, kedatangan pimpinan unsur keamanan negara ini untuk memastikan berjalannya penegakan hukum di Papua. Pelaku perusakan, pembakaran, hingga provokator bakal ditindak tegas.
"Insyaallah, mungkin empat sampai 10 hari di situ. Sangat tergantung situasi dan kondisi Papua dan seluruh wilayah Indonesia," ucap dia.
Kapolri telah berkoordinasi dengan Kapolda Papua Irjen Rudolf Albert Rodja dan Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak untuk melarang demonstrasi. Hal ini demi mencegah timbulnya kericuhan.
Jenderal bintang empat itu belajar dari kerusuhan 21 dan 22 Mei 2019 di Jakarta. Ia tak mau terkecoh dengan embel-embel aksi damai saat berdemonstrasi.
"Saya larang untuk melakukan aksi unjuk rasa di Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), kenapa? Kita toleransi disalahgunakan, ini juga sama ditoleransi disalahgunakan, ya kita tidak mau ini ketertiban publik menjadi taruhannya," jelas Tito.
Seperti diketahui, situasi Kota Jayapura, Papua, dan sekitarnya sempat memanas, Kamis, 29 Agustus 2019. Aktivitas masyarakat lumpuh total. Sejumlah pertokoan dan perkantoran sejak pukul terpaksa ditutup.
Aksi susulan menolak rasialisme di kawasan Expo, Wamena, Jayapura, berakhir ricuh. Pengunjuk rasa membakar beberapa gedung, pertokoan, dan bangunan.
PT PLN Unit Wilayah Papua dan Papua Barat juga sempat memadamkan listrik di Jayapura. Ada beberapa kabel yang ikut terpanggang saat bangunan dibakar pengunjuk rasa.
Kondisi Jayapura baru berangsur pulih pukul 18.30 WIT. Massa mulai membubarkan diri setelah dipukul mundur aparat gabungan TNI dan Polri dengan gas air mata.
Sehari sebelumnya, kerusuhan pecah di Deiyai, Papua. Seorang prajurit TNI dan dua warga tewas dalam aksi yang berujung kerusuhan.
Insiden berawal dari demo sekitar 100 orang di halaman Kantor Bupati Deiyai. Namun, sekitar 1.000-an orang tiba-tiba datang dengan membawa senjata tajam dan panah.
Mereka menyerang aparat keamanan. Mobil yang sebelumnya ditumpangi prajurit TNI dirusak, sedangkan senjata api (senpi) di dalam kendaraan dirampas.
Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan berangkat ke Papua. Pimpinan kedua lembaga bakal memegang komando penuh atas keamanan di lokasi.
Tito dan Hadi akan bertolak ke Papua pukul 16.00 WIB, hari ini. Mereka berencana berdialog dengan beberapa tokoh penting di Bumi Cenderawasih.
"Tujuannya untuk menjamin keamanan agar situasi kembali sangat kondusif," kata Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Irjen Muhammad Iqbal di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin, 2 September 2019.
Menurut dia, kedatangan pimpinan unsur keamanan negara ini untuk memastikan berjalannya penegakan hukum di Papua. Pelaku perusakan, pembakaran, hingga provokator bakal ditindak tegas.
"Insyaallah, mungkin empat sampai 10 hari di situ. Sangat tergantung situasi dan kondisi Papua dan seluruh wilayah Indonesia," ucap dia.
Kapolri telah berkoordinasi dengan Kapolda Papua Irjen Rudolf Albert Rodja dan Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak untuk melarang demonstrasi. Hal ini demi mencegah timbulnya kericuhan.
Jenderal bintang empat itu belajar dari kerusuhan 21 dan 22 Mei 2019 di Jakarta. Ia tak mau terkecoh dengan embel-embel aksi damai saat berdemonstrasi.
"Saya larang untuk melakukan aksi unjuk rasa di Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), kenapa? Kita toleransi disalahgunakan, ini juga sama ditoleransi disalahgunakan, ya kita tidak mau ini ketertiban publik menjadi taruhannya," jelas Tito.
Seperti diketahui, situasi Kota Jayapura, Papua, dan sekitarnya sempat memanas, Kamis, 29 Agustus 2019. Aktivitas masyarakat lumpuh total. Sejumlah pertokoan dan perkantoran sejak pukul terpaksa ditutup.
Aksi susulan menolak rasialisme di kawasan Expo, Wamena, Jayapura, berakhir ricuh. Pengunjuk rasa membakar beberapa gedung, pertokoan, dan bangunan.
PT PLN Unit Wilayah Papua dan Papua Barat juga sempat memadamkan listrik di Jayapura. Ada beberapa kabel yang ikut terpanggang saat bangunan dibakar pengunjuk rasa.
Kondisi Jayapura baru berangsur pulih pukul 18.30 WIT. Massa mulai membubarkan diri setelah dipukul mundur aparat gabungan TNI dan Polri dengan gas air mata.
Sehari sebelumnya, kerusuhan pecah di Deiyai, Papua. Seorang prajurit TNI dan dua warga tewas dalam aksi yang berujung kerusuhan.
Insiden berawal dari demo sekitar 100 orang di halaman Kantor Bupati Deiyai. Namun, sekitar 1.000-an orang tiba-tiba datang dengan membawa senjata tajam dan panah.
Mereka menyerang aparat keamanan. Mobil yang sebelumnya ditumpangi prajurit TNI dirusak, sedangkan senjata api (senpi) di dalam kendaraan dirampas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)