medcom.id, Jakarta: Rumah Sakit Polri Sukanto Tanoto merilis hasil sementara identitas ketujuh korban ledakan dan penembakan di Sarinah. Ketujuh korban tersebut teridentifikasi enam warga negara Indonesia dan seorang warga negara asing berpaspor Kanada.
"Kami belum bisa ungkap, ketujuh jenazah itu warga sipil atau pelaku, nanti dilakukan pemeriksaan oleh penyidik," kata Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Kombes Rusdianto di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (14/1/2016).
Rusdianto memastikan bahwa ketujuh korban itu semuanya laki-laki. Dari ketujuh korban tersebut, ada dua jenazah yang sudah diketahui identitasnya melalui kartu tanda penduduk (KTP).
"Setelah proses visum dan identifikasi selesai, oleh tim Inafis dan DVI Mabes Polri, kepolisian baru bisa rilis hasilnya," pungkas Rusdianto.
Sebelum baku tembak antara pelaku teror dan polisi, terjadi ledakan di gerai Starbucks di Djakarta Theater. Ledakan melahirkan kepanikan di tempat itu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal mengatakan jumlah korban meninggal maupun luka bertambah. Korban menjadi 24 orang.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charlian mengatakan, dua teroris tampak memegang senjata api di luar. Menurut Anton, mereka mungkin mau mengikuti pola peristiwa ledakan di Paris.
"Mereka (teroris) mau menyandera dua WNA. Ketika menyandera dua WNA kebetulan ketahuan oleh petugas. Kemudian mereka melemparkan bahan peledak kepada petugas dan terjadi tembak menembak," ucapnya.
medcom.id, Jakarta: Rumah Sakit Polri Sukanto Tanoto merilis hasil sementara identitas ketujuh korban ledakan dan penembakan di Sarinah. Ketujuh korban tersebut teridentifikasi enam warga negara Indonesia dan seorang warga negara asing berpaspor Kanada.
"Kami belum bisa ungkap, ketujuh jenazah itu warga sipil atau pelaku, nanti dilakukan pemeriksaan oleh penyidik," kata Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Kombes Rusdianto di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (14/1/2016).
Rusdianto memastikan bahwa ketujuh korban itu semuanya laki-laki. Dari ketujuh korban tersebut, ada dua jenazah yang sudah diketahui identitasnya melalui kartu tanda penduduk (KTP).
"Setelah proses visum dan identifikasi selesai, oleh tim Inafis dan DVI Mabes Polri, kepolisian baru bisa rilis hasilnya," pungkas Rusdianto.
Sebelum baku tembak antara pelaku teror dan polisi, terjadi ledakan di gerai Starbucks di Djakarta Theater. Ledakan melahirkan kepanikan di tempat itu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes M Iqbal mengatakan jumlah korban meninggal maupun luka bertambah. Korban menjadi 24 orang.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Anton Charlian mengatakan, dua teroris tampak memegang senjata api di luar. Menurut Anton, mereka mungkin mau mengikuti pola peristiwa ledakan di Paris.
"Mereka (teroris) mau menyandera dua WNA. Ketika menyandera dua WNA kebetulan ketahuan oleh petugas. Kemudian mereka melemparkan bahan peledak kepada petugas dan terjadi tembak menembak," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)