medcom.id, Jakarta: Rumah Sakit Polri Kramat Jati kesulitan mengidentifikasi korban kapal Zahro Express yang terbakar di Kepulauan Seribu, Minggu 1 Januari. Jenazah korban meninggal Kapal Zahro Express berjumlah 20 orang. Sebanyak 17 korban laki-laki, tiga lainnya perempuan.
"Kendala dalam proses identifikasi karena kondisi korban hangus 100 persen. Sehingga secara fisik atau visual tidak bisa dilihat sama sekali," kata Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Musyafak di RS Polri Raden Said Sukanto, Jakarta Timur, Senin (2/1/2017).
Tim tengah mengambil sampel dari keluarga untuk dicocokkan dengan korban. RS Polri akan mencocokkan atau rekonsiliasi data antemortem ataupun postmortem yang didapat dari keluarga korban.
"Mungkin nanti siang atau sore kami bisa lakukan. Karena kami menunggu hasil dari data antemortem," ujar dia.
Musyafak menjelaskan, saat ini sudah ada 31 data antemortem yang diserahkan keluarga 17 jenazah. Pihaknya juga mengimbau seluruh keluarga korban yang diduga tewas membawa semua informasi. Data itu penting untuk mempermudah identifikasi.
"Kami harapkan yang hadir ke sini ada hubungannya langsung dengan korban membawa medical record seperti dari dokter gigi korban. Kemudian kalau ada contoh sidik jari bisa dibawa," ucap Musyafak.
medcom.id, Jakarta: Rumah Sakit Polri Kramat Jati kesulitan mengidentifikasi korban kapal Zahro Express yang terbakar di Kepulauan Seribu, Minggu 1 Januari. Jenazah korban meninggal Kapal Zahro Express berjumlah 20 orang. Sebanyak 17 korban laki-laki, tiga lainnya perempuan.
"Kendala dalam proses identifikasi karena kondisi korban hangus 100 persen. Sehingga secara fisik atau visual tidak bisa dilihat sama sekali," kata Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Musyafak di RS Polri Raden Said Sukanto, Jakarta Timur, Senin (2/1/2017).
Tim tengah mengambil sampel dari keluarga untuk dicocokkan dengan korban. RS Polri akan mencocokkan atau rekonsiliasi data antemortem ataupun postmortem yang didapat dari keluarga korban.
"Mungkin nanti siang atau sore kami bisa lakukan. Karena kami menunggu hasil dari data antemortem," ujar dia.
Musyafak menjelaskan, saat ini sudah ada 31 data antemortem yang diserahkan keluarga 17 jenazah. Pihaknya juga mengimbau seluruh keluarga korban yang diduga tewas membawa semua informasi. Data itu penting untuk mempermudah identifikasi.
"Kami harapkan yang hadir ke sini ada hubungannya langsung dengan korban membawa medical record seperti dari dokter gigi korban. Kemudian kalau ada contoh sidik jari bisa dibawa," ucap Musyafak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)