Banjir di MTSN 19 Cilandak, Jakarta. (BNPB)
Banjir di MTSN 19 Cilandak, Jakarta. (BNPB)

KPAI Minta BPBD Lebih Antisipatif Hadapi Musim Hujan

Atalya Puspa • 08 Oktober 2022 10:23
Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) lebih antisipatif menghadapi musim hujan. Hal itu dilakukan agar tidak ada lagi korban anak akibat bencana hidrometeorologi.
 
"Kita berharap musim hujan yang datang kembali ini, mengingatkan kita semua kondisi rumah, fasilitas publik, termasuk dinas pendidikan daerah agar mengingatkan semua sekolah untuk kembali cek fasilitas yang ada, dan menyiapkan mitigasi dan jalur evakuasi ketika terjadi bencana," kata Kepala Divisi Pengawasan dan Monitoring Evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia Jasra Putra dalam keterangan resmi, Sabtu, 8 Oktober 2022.
 
Jasra mengungkapkan masuknya musim hujan, para petugas harus mengaktifkan kembali mitigasi bencana alam, jalur evakuasi, sosialisasi di lingkungan masing masing. Dia menerangkan peta wilayah bencana harus diaktifkan kembali

"Terutama fasilitas publik yang berada di daerah rawan longsor, banjir, pergerakan tanah yang aktif perlu di sosialisasikan lagi kepada masyarakat," terang dia.
 
Selanjutnya, jalur evakuasi kembali perlu diaktifkan, di cek, apakah masih layak, apakah jalur dan petunjuk dapat di pahami jelas, apakah peringatan dini sudah aktif. Menurut dia, hal itu penting untuk dingatkan kembali.
 
"Sehingga peristiwa seperti di MTS 19 Pondok Labu Jakarta Selatan jangan sampai terulang. Dengan memantau, misal ketinggian air kali," jelas dia. 

Baca: Banjir Rendam 25 Desa di Kotawaringi Timur Kalteng


Dia mengaku dampak banjir yang menerjang tembok MTSN 19 Cilandak, Jakarta Selatan, hingga roboh serta menewaskan tiga siswa membawa trauma. Terlebih saat itu, para siswa tengah bermain air hujan. 
 
"Namun mendadak kegembiraan itu berubah seketika saat banjir menerjang tembok dan roboh, menimpa enam korban, yang mengakibatkan tiga orang meninggal," papar dia.
 
Dari rekaman saat evakuasi siswa yang beredar, tampak kepanikan dan tangisan. Tentu tingkatan traumanya berbeda beda. Sehingga perlu ada pemulihan bersama, apalagi musim hujan baru datang. Peristiwa itu akan membawa kekhawatiran untuk anak di sekolah.
 
"Jadikan peristiwa ini sebagai pengingat perjuangan bersama yang tidak boleh terlupakan dalam semangat kebangkitan bersama di sekolah," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan