Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal menyiapkan 420 rumah sakit (RS) pendidikan di seluruh Indonesia. Fasilitas itu untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan (nakes).
"Karena dibutuhkan waktu sekitar 7 sampai 36 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di jejaring layanan rujukan," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Desember 2022.
Saat ini, baru ada 210 RS pendidikan di Indonesia. Rinciannya, 82 RSP Utama, 13 RS Gigi dan Mulut (RSGM), 28 RS Afiliasi, serta 87 RS Satelit.
Dante mengajak Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) mengawal target tersebut. Caranya dengan aktif mendampingi dan membimbing 210 RS yang belum ditetapkan menjadi RS pendidikan.
"Mudah-mudahan kita bersama bisa meningkatkan jumlah nakes melalui penguatan RS pendidikan yang terintegrasi," ujar dia.
Dante menyebut pemenuhan nakes dilakukan dengan menambah kuota pelajar. Kemudian, menambah jumlah program studi di fakultas kedokteran.
"Serta melakukan program pengampuan RS pendidikan terhadap RS lainnya," papar dia.
Dante menuturkan percepatan itu penting agar RS tidak hanya berperan memberikan pelayanan kesehatan. Melainkan berkontribusi di bidang pendidikan dan penelitian.
"Harapannya RS pendidikan mampu memberikan layanan kesehatan yang memadai, sekaligus bisa menghasilkan nakes yang berkualitas dan bermutu," ucap dia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) bakal menyiapkan 420
rumah sakit (RS) pendidikan di seluruh Indonesia. Fasilitas itu untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kesehatan (nakes).
"Karena dibutuhkan waktu sekitar 7 sampai 36 tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di jejaring layanan rujukan," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Desember 2022.
Saat ini, baru ada 210 RS pendidikan di Indonesia. Rinciannya, 82 RSP Utama, 13 RS Gigi dan Mulut (RSGM), 28 RS Afiliasi, serta 87 RS Satelit.
Dante mengajak Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (ARSPI) mengawal target tersebut. Caranya dengan aktif mendampingi dan membimbing 210 RS yang belum ditetapkan menjadi RS pendidikan.
"Mudah-mudahan kita bersama bisa meningkatkan jumlah nakes melalui penguatan RS pendidikan yang terintegrasi," ujar dia.
Dante menyebut pemenuhan nakes dilakukan dengan menambah kuota pelajar. Kemudian, menambah jumlah program studi di fakultas kedokteran.
"Serta melakukan program pengampuan RS pendidikan terhadap RS lainnya," papar dia.
Dante menuturkan percepatan itu penting agar RS tidak hanya berperan memberikan pelayanan kesehatan. Melainkan berkontribusi di bidang pendidikan dan penelitian.
"Harapannya RS pendidikan mampu memberikan layanan kesehatan yang memadai, sekaligus bisa menghasilkan nakes yang berkualitas dan bermutu," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)