Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis hasil survei terkait vaksin virus korona (covid-19) yang digarap bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dengan dukungan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jajak pendapat memperlihatkan 64,8 persen warga siap divaksin.
"Survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia telah mendengar tentang vaksin covid-19 dan bersedia menerimanya,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi sepeti disitat dari situs Covid19.go.id, Rabu, 18 November 2020.
Hasil survei juga menunjukkan 27,6 persen responden menjawab tidak tahu soal kesediaan divaksin dan 7,5 persen menolak. Penolak vaksin masih mempertimbangkan faktor keamanan, efektivitas, serta kehalalan vaksin.
Baca: Pemerintah Siapkan 73,6 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Gratis
Oscar menjabarkan pemerintah tengah memastikan aspek keamanan dan kehalalan vaksin dari para produsen. Tim Gabungan dari berbagai kementerian dan lembaga telah dikirim ke negara produsen untuk memastikan aspek tersebut.
Sembari menunggu ketersediaan vaksin di Tanah Air, Oscar menyebutkan kegiatan sosialisasi dan edukasi seputar vaksin covid-19 terus diberikan kepada masyarakat. Petugas kesehatan ditatar untuk menjadi sumber informasi paling terpercaya di tengah publik.
Dari segi geografis, Papua memiliki tingkat penerimaan vaksin paling tinggi mencapai 75 persen, diikuti Jawa dan Kalimantan. Aceh memiliki tingkat penerimaan terendah dengan 46 persen. Selain Aceh, daerah dengan penerimaan terendah ada di Pulau Sumatra, Sulawesi, dan Maluku.
Di sisi lain, dari responden yang bersedia divaksin, hanya 35 persen yang mau membayar. Sebanyak 38 persen tidak mau membayar, dan 27 persen masih ragu. Kemauan membayar ini amat tergantung status ekonomi responden.
Tingkat kemauan membayar tertinggi ada di DKI Jakarta, yakni 41 persen, lalu Papua 40 persen, dan Banten 39 persen. Tingkat kemauan membayar terendah tampak di Sumatra Barat dan Gorontalo dengan masing-masing 23 persen.
Ketua ITAGI Sri Rezeki S Hadinegoro menilai masyarakat Indonesia menerima dengan baik pelaksanaan vaksinasi covid-19. Hal ini dilatarbelakangi keinginan besar publik untuk mengakhiri pandemi covid-19.
“Pemerintah harus memastikan agar jumlah vaksin covid-19 cukup dan aksesnya merata agar cakupan imunisasi yang tinggi dapat tercapai. Hal tersebut sangat penting untuk mencapai kekebalan kelompok,” kata Sri Rezeki.
Perwakilan UNICEF Debora Comini mengatakan hasil survei akan digunakan mengembangkan strategi vaksinasi yang efektif. Hal ini terkait pendekatan komunikasi untuk memastikan seluruh masyarakat memiliki akses ke informasi yang akurat tentang keamanan dan efektivitas vaksin.
“Temuan dari survei ini menggembirakan dan akan membantu kami membangun kebijakan yang tepat untuk vaksinasi covid-19. Namun vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi,” tegas Debora
Survei ini berlangsung pada 19-30 September 2020. Penelitian ini fokus untuk memahami pandangan, persepsi, serta perhatian masyarakat tentang vaksinasi covid-19.
Ada 115.000 responden dari 34 provinsi yang mencakup 508 kabupaten/kota atau 99 persen dari seluruh kabupaten/kota yang terlibat. Tidak diketahui soal margin of error survei ini.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis hasil survei terkait
vaksin virus korona (
covid-19) yang digarap bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dengan dukungan Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Jajak pendapat memperlihatkan 64,8 persen warga siap
divaksin.
"Survei menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia telah mendengar tentang vaksin covid-19 dan bersedia menerimanya,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi sepeti disitat dari situs Covid19.go.id, Rabu, 18 November 2020.
Hasil survei juga menunjukkan 27,6 persen responden menjawab tidak tahu soal kesediaan divaksin dan 7,5 persen menolak. Penolak vaksin masih mempertimbangkan faktor keamanan, efektivitas, serta kehalalan vaksin.
Baca:
Pemerintah Siapkan 73,6 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Gratis
Oscar menjabarkan pemerintah tengah memastikan aspek keamanan dan kehalalan vaksin dari para produsen. Tim Gabungan dari berbagai kementerian dan lembaga telah dikirim ke negara produsen untuk memastikan aspek tersebut.
Sembari menunggu ketersediaan vaksin di Tanah Air, Oscar menyebutkan kegiatan sosialisasi dan edukasi seputar vaksin covid-19 terus diberikan kepada masyarakat. Petugas kesehatan ditatar untuk menjadi sumber informasi paling terpercaya di tengah publik.
Dari segi geografis, Papua memiliki tingkat penerimaan vaksin paling tinggi mencapai 75 persen, diikuti Jawa dan Kalimantan. Aceh memiliki tingkat penerimaan terendah dengan 46 persen. Selain Aceh, daerah dengan penerimaan terendah ada di Pulau Sumatra, Sulawesi, dan Maluku.
Di sisi lain, dari responden yang bersedia divaksin, hanya 35 persen yang mau membayar. Sebanyak 38 persen tidak mau membayar, dan 27 persen masih ragu. Kemauan membayar ini amat tergantung status ekonomi responden.
Tingkat kemauan membayar tertinggi ada di DKI Jakarta, yakni 41 persen, lalu Papua 40 persen, dan Banten 39 persen. Tingkat kemauan membayar terendah tampak di Sumatra Barat dan Gorontalo dengan masing-masing 23 persen.
Ketua ITAGI Sri Rezeki S Hadinegoro menilai masyarakat Indonesia menerima dengan baik pelaksanaan vaksinasi covid-19. Hal ini dilatarbelakangi keinginan besar publik untuk mengakhiri pandemi covid-19.
“Pemerintah harus memastikan agar jumlah vaksin covid-19 cukup dan aksesnya merata agar cakupan imunisasi yang tinggi dapat tercapai. Hal tersebut sangat penting untuk mencapai kekebalan kelompok,” kata Sri Rezeki.
Perwakilan UNICEF Debora Comini mengatakan hasil survei akan digunakan mengembangkan strategi vaksinasi yang efektif. Hal ini terkait pendekatan komunikasi untuk memastikan seluruh masyarakat memiliki akses ke informasi yang akurat tentang keamanan dan efektivitas vaksin.
“Temuan dari survei ini menggembirakan dan akan membantu kami membangun kebijakan yang tepat untuk vaksinasi covid-19. Namun vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi,” tegas Debora
Survei ini berlangsung pada 19-30 September 2020. Penelitian ini fokus untuk memahami pandangan, persepsi, serta perhatian masyarakat tentang vaksinasi covid-19.
Ada 115.000 responden dari 34 provinsi yang mencakup 508 kabupaten/kota atau 99 persen dari seluruh kabupaten/kota yang terlibat. Tidak diketahui soal
margin of error survei ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)