Jakarta: National Cybersecurity Connect (NCSC) 2025 kembali menjadi wadah terbesar di Indonesia bagi pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan komunitas siber untuk memperkuat kolaborasi dan kesiapan keamanan digital nasional.
Hal itu disampaikan Presiden Direktur PT Naganaya Indonesia Aditya Adiguna, saat membuka NCSC 2025. Menurutnya, kerugian ekonomi akibat insiden siber di Indonesia diperkirakan mencapai US$34,2 miliar, atau setara dengan 3,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
"Selain kerugian finansial, serangan siber juga berdampak pada menurunnya kapabilitas operasional berbagai organisasi di sektor publik maupun swasta," kata Aditya, Rabu 29 Oktober 2025 di Jakarta.
Berangkat dari urgensi tersebut, PT Naganaya Indonesia Internasional bersama APTIKNAS, ADIGSI, WANTRII, GP Ansor, Kementerian Perindustrian RI, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN RI) kembali menggelar National Cybersecurity Connect (NCSC) 2025 dengan tema 'Building Data Security Readiness Towards Economic Resilience.'
Acara yang berlangsung selama dua hari, 29–30 Oktober 2025, ini menargetkan lebih dari 5.000 peserta nasional dan internasional, serta dihadiri oleh ratusan praktisi, pembicara ahli, dan pemimpin industri dari berbagai sektor strategis.
Hari pertama NCSC 2025 diisi dengan berbagai agenda unggulan, mulai dari Opening Ceremony, Keynote Sessions, Cyber Stage, hingga Exhibition Area yang menampilkan solusi dan inovasi keamanan siber terkini.
Para peserta juga mengikuti sesi Silent Conference dan Workshop yang membahas strategi implementasi keamanan data dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional. Selain menjadi ajang berbagi wawasan, NCSC 2025 juga menjadi sarana memperkuat ekosistem siber Indonesia melalui Congress dan Executive Luncheon, yang mempertemukan para pemangku kepentingan untuk membahas arah kebijakan strategis sektor digital.
Tahun ini, NCSC 2025 didukung oleh berbagai pihak, dengan semangat kolaborasi dan inovasi, NCSC 2025 diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat daya saing digital Indonesia menuju ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan.
Ketua Umum APTIKNAS Soegiharto Santoso, mengingatkan akan eskalasi ancaman siber yang kompleks dan masif sepanjang 2024, seperti serangan ransomware pada layanan kesehatan dan pelanggaran data di fintech, yang merupakan pengingat nyata bahwa setiap celah keamanan adalah ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan kepercayaan publik.
"Oleh karena itu, NCC 2025 hadir dengan misi yang jelas: sebagai ruang kolaborasi, platform berbagi pengetahuan, dan katalis untuk aksi nyata dalam membangun kesiapan kolektif kita. Di forum inilah, kita mentransformasi tantangan menjadi peluang, dan kerentanan menjadi ketangguhan," kata Soegiharto.
Jakarta: National Cybersecurity Connect (NCSC) 2025 kembali menjadi wadah terbesar di Indonesia bagi pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan komunitas siber untuk memperkuat kolaborasi dan kesiapan keamanan digital nasional.
Hal itu disampaikan Presiden Direktur PT Naganaya Indonesia Aditya Adiguna, saat membuka NCSC 2025. Menurutnya, kerugian ekonomi akibat insiden siber di Indonesia diperkirakan mencapai US$34,2 miliar, atau setara dengan 3,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
"Selain kerugian finansial, serangan siber juga berdampak pada menurunnya kapabilitas operasional berbagai organisasi di sektor publik maupun swasta," kata Aditya, Rabu 29 Oktober 2025 di Jakarta.
Berangkat dari urgensi tersebut, PT Naganaya Indonesia Internasional bersama APTIKNAS, ADIGSI, WANTRII, GP Ansor, Kementerian Perindustrian RI, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN RI) kembali menggelar National Cybersecurity Connect (NCSC) 2025 dengan tema 'Building Data Security Readiness Towards Economic Resilience.'
Acara yang berlangsung selama dua hari, 29–30 Oktober 2025, ini menargetkan lebih dari 5.000 peserta nasional dan internasional, serta dihadiri oleh ratusan praktisi, pembicara ahli, dan pemimpin industri dari berbagai sektor strategis.
Hari pertama NCSC 2025 diisi dengan berbagai agenda unggulan, mulai dari Opening Ceremony, Keynote Sessions, Cyber Stage, hingga Exhibition Area yang menampilkan solusi dan inovasi keamanan siber terkini.
Para peserta juga mengikuti sesi Silent Conference dan Workshop yang membahas strategi implementasi keamanan data dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional. Selain menjadi ajang berbagi wawasan, NCSC 2025 juga menjadi sarana memperkuat ekosistem siber Indonesia melalui Congress dan Executive Luncheon, yang mempertemukan para pemangku kepentingan untuk membahas arah kebijakan strategis sektor digital.
Tahun ini, NCSC 2025 didukung oleh berbagai pihak, dengan semangat kolaborasi dan inovasi, NCSC 2025 diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat daya saing digital Indonesia menuju ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan.
Ketua Umum APTIKNAS Soegiharto Santoso, mengingatkan akan eskalasi ancaman siber yang kompleks dan masif sepanjang 2024, seperti serangan ransomware pada layanan kesehatan dan pelanggaran data di fintech, yang merupakan pengingat nyata bahwa setiap celah keamanan adalah ancaman terhadap stabilitas ekonomi dan kepercayaan publik.
"Oleh karena itu, NCC 2025 hadir dengan misi yang jelas: sebagai ruang kolaborasi, platform berbagi pengetahuan, dan katalis untuk aksi nyata dalam membangun kesiapan kolektif kita. Di forum inilah, kita mentransformasi tantangan menjadi peluang, dan kerentanan menjadi ketangguhan," kata Soegiharto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)