medcom.id, Melbourne: Seorang pria asal Bandung, Jeffrey Polnaja, 50, telah mengunjungi 96 negara di empat benua dengan motor besarnya. Suka duka ia hadapi selama tujuh tahun melakoni kegiatan yang ia namai Ride for Peace.
Saat ini, ia berada di Australia, benua terakhir yang Jeffrey kunjungi. "Saya berada di jalan selama tujuh tahun, mendedikasikan perjalanan ini untuk perdamaian dunia," kata Jeffrey ditemui di Albert Park, Melbourne, seperti dilansir ABC Internasional.
Ide perjalan ini sudah muncul sejak 2001. Persiapannya memakan waktu selama lima tahun. "Bumi ini sangat indah. Sayangnya, di beberapa tempat terjadi peperangan. Kalau bisa kita bersama mencegah itu," ujarnya.
Persiapan utama selain fisik adalah mental. Jeffrey mengaku kalau sebelumnya sudah beberapa kali ditolak oleh pihak sponsor karena ide keliling dunia naik motor dianggap kurang masuk akal. Menurutnya, tidak perlu menjadi kaya untuk bisa berkeliling dunia.
"Siapapun, asalkan punya kemampuan, konsisten, tetap semangat untuk meraih apa yang diinginkan, maka akan mendapatkannya," kata dia.
Ia sendiri banyak tidak tahu soal negara-negara dan medan-medan yang dilalui. Semua ia pelajari di jalanan. Perjalanan Jeffrey dimulai dari Jakarta pada 2006. Ia menyusuri rute Asia, Afrika, Eropa, Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, hingga akhirnya Australia.
Mengendarai motor sendirian tanpa ada teman dan tim, membuat semua kendala harus ia hadapi sendirian. "Saat ban kempes, dirampok, hampir ditembak, ditabrak, semua dihadapi sendiri," jelasnya.
Jeffrey Polnaja alias Bung JJ di Kantor Menpora, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu 30 November 2008. Foto: MI/Susanto
Masalah lain yang dihadapi adalah medan jalan, karakter pengemudi dan pengguna jalan, hingga cuaca yang ekstrem. Tapi ini mengajarkannya bahwa dalam hidup tidak perlu ada kekhawatiran menghadapi masalah apapun.
“Misalnya ban bocor. Awalnya mungkin sulit dan membutuhkan waktu lama untuk memperbaikinya, tapi jika hal tersebut kembali terjadi, maka kita seolah menjadi terbiasa dan sudah dianggap bukan sebagai kendala lagi," paparnya.
Intinya jangan mundur. “Kalau mentok, jangan memaksa jalan, rileks, tarik nafas, dan amati. Setelah mengamati akan temukan jalannya, ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan."
Motor besar yang digunakan Jeffrey memiliki kapasitas bensin sekitar 27 liter, yang bisa bertahan hingga jarak sejauh 400-an kilometer.
Jeffrey berharap perjalanannya keliling dunia ini bisa menjadi cerita dan inspirasi bagi generasi mendatang, untuk bisa saling bergandengan tangan dan menciptakan keharmonisan di dunia.
medcom.id, Melbourne: Seorang pria asal Bandung, Jeffrey Polnaja, 50, telah mengunjungi 96 negara di empat benua dengan motor besarnya. Suka duka ia hadapi selama tujuh tahun melakoni kegiatan yang ia namai
Ride for Peace.
Saat ini, ia berada di Australia, benua terakhir yang Jeffrey kunjungi. "Saya berada di jalan selama tujuh tahun, mendedikasikan perjalanan ini untuk perdamaian dunia," kata Jeffrey ditemui di Albert Park, Melbourne, seperti dilansir
ABC Internasional.
Ide perjalan ini sudah muncul sejak 2001. Persiapannya memakan waktu selama lima tahun. "Bumi ini sangat indah. Sayangnya, di beberapa tempat terjadi peperangan. Kalau bisa kita bersama mencegah itu," ujarnya.
Persiapan utama selain fisik adalah mental. Jeffrey mengaku kalau sebelumnya sudah beberapa kali ditolak oleh pihak sponsor karena ide keliling dunia naik motor dianggap kurang masuk akal. Menurutnya, tidak perlu menjadi kaya untuk bisa berkeliling dunia.
"Siapapun, asalkan punya kemampuan, konsisten, tetap semangat untuk meraih apa yang diinginkan, maka akan mendapatkannya," kata dia.
Ia sendiri banyak tidak tahu soal negara-negara dan medan-medan yang dilalui. Semua ia pelajari di jalanan. Perjalanan Jeffrey dimulai dari Jakarta pada 2006. Ia menyusuri rute Asia, Afrika, Eropa, Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan, hingga akhirnya Australia.
Mengendarai motor sendirian tanpa ada teman dan tim, membuat semua kendala harus ia hadapi sendirian. "Saat ban kempes, dirampok, hampir ditembak, ditabrak, semua dihadapi sendiri," jelasnya.
Jeffrey Polnaja alias Bung JJ di Kantor Menpora, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu 30 November 2008. Foto: MI/Susanto
Masalah lain yang dihadapi adalah medan jalan, karakter pengemudi dan pengguna jalan, hingga cuaca yang ekstrem. Tapi ini mengajarkannya bahwa dalam hidup tidak perlu ada kekhawatiran menghadapi masalah apapun.
“Misalnya ban bocor. Awalnya mungkin sulit dan membutuhkan waktu lama untuk memperbaikinya, tapi jika hal tersebut kembali terjadi, maka kita seolah menjadi terbiasa dan sudah dianggap bukan sebagai kendala lagi," paparnya.
Intinya jangan mundur. “Kalau mentok, jangan memaksa jalan, rileks, tarik nafas, dan amati. Setelah mengamati akan temukan jalannya, ini berlaku dalam setiap aspek kehidupan."
Motor besar yang digunakan Jeffrey memiliki kapasitas bensin sekitar 27 liter, yang bisa bertahan hingga jarak sejauh 400-an kilometer.
Jeffrey berharap perjalanannya keliling dunia ini bisa menjadi cerita dan inspirasi bagi generasi mendatang, untuk bisa saling bergandengan tangan dan menciptakan keharmonisan di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)