Jakarta: Varian terbaru covid-19, Omicron dikatakan memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan varian Delta, meski tingkat penularannya lebih cepat. Namun, Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan Menaldi Rasmin tetap meminta masyarakat Indonesia untuk waspada.
"Kalau lebih ringan syukur, tetapi kita tidak tahu apakah imunitas kita dengan imunitas orang-orang di Botswana sama persis. Jadi setiap ada varian baru tetap kita harus mengantisipasinya sebagai akan datang lonjakan baru,” jelas Menaldi dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Rabu, 1 Desember 2021.
Menaldi juga menekankan agar masyarakat tidak menganggap remeh varian tersebut. Kewaspadaan harus tetap dijaga seiring dengan meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan (prokes).
“Kita jangan anggap enteng dulu (varian Omicron), kita justru waspada dulu, karena dengan kewaspadaan itu justru kita terhindar,” ucapnya.
Menurut Menaldi, dengan menjalankan prokes secara disiplin dapat menekan penularan covid-19 di masyarakat. Selain itu, tingkat vaksinasi juga perlu ditingkatkan.
“Jadi protokol kesehatan plus vaksinasi adalah hal yang mutlak, yang lain tidak usah bingung dan jangan takut, yang penting waspada,” ujar Menaldi.
Cara lain seperti donor plasma konvalesen dikatakan kurang efektif. Ini karena donor plasma konvalesen hanya efektif pada kasus ringan saja.
Pendonor plasma konvalesen juga harus orang yang pernah terkena covid-19 dengan varian yang sama. Di Indonesia belum terdeteksi varian Omicron, maka belum ada orang yang dapat mendonorkan plasmanya untuk varian tersebut.
“Pemberian plasma konvalesen pada kasus kasus sebelumnya pun tidak memberikan perbaikan atau kesembuhan seperti yang diutarakan banyak orang, jadi itu bukan pilihannya,” kata Menaldi. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Varian terbaru
covid-19,
Omicron dikatakan memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan
varian Delta, meski tingkat penularannya lebih cepat. Namun, Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan Menaldi Rasmin tetap meminta masyarakat Indonesia untuk waspada.
"Kalau lebih ringan syukur, tetapi kita tidak tahu apakah imunitas kita dengan imunitas orang-orang di Botswana sama persis. Jadi setiap ada varian baru tetap kita harus mengantisipasinya sebagai akan datang lonjakan baru,” jelas Menaldi dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Rabu, 1 Desember 2021.
Menaldi juga menekankan agar masyarakat tidak menganggap remeh varian tersebut. Kewaspadaan harus tetap dijaga seiring dengan meningkatkan kedisiplinan
protokol kesehatan (prokes).
“Kita jangan anggap enteng dulu (varian Omicron), kita justru waspada dulu, karena dengan kewaspadaan itu justru kita terhindar,” ucapnya.
Menurut Menaldi, dengan menjalankan prokes secara disiplin dapat menekan penularan covid-19 di masyarakat. Selain itu, tingkat vaksinasi juga perlu ditingkatkan.
“Jadi protokol kesehatan plus vaksinasi adalah hal yang mutlak, yang lain tidak usah bingung dan jangan takut, yang penting waspada,” ujar Menaldi.
Cara lain seperti donor plasma konvalesen dikatakan kurang efektif. Ini karena donor plasma konvalesen hanya efektif pada kasus ringan saja.
Pendonor plasma konvalesen juga harus orang yang pernah terkena covid-19 dengan varian yang sama. Di Indonesia belum terdeteksi varian Omicron, maka belum ada orang yang dapat mendonorkan plasmanya untuk varian tersebut.
“Pemberian plasma konvalesen pada kasus kasus sebelumnya pun tidak memberikan perbaikan atau kesembuhan seperti yang diutarakan banyak orang, jadi itu bukan pilihannya,” kata Menaldi. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)