Kereta Kencana Ki Jaga Raksa yang membawa bendera Merah Putih dan teks proklamsi dari Monas menuju Istana Merdeka di Jakarta, Rabu 17 Agustus 2016. Antara Foto/Yudhi Mahatma
Kereta Kencana Ki Jaga Raksa yang membawa bendera Merah Putih dan teks proklamsi dari Monas menuju Istana Merdeka di Jakarta, Rabu 17 Agustus 2016. Antara Foto/Yudhi Mahatma

HUT Ke-71 RI

Makna di Balik Kirab Merah Putih

Tri Kurniawan • 18 Agustus 2016 10:50
medcom.id, Jakarta: Perayaan Kemerdekaan ke-71 tahun Republik Indonesia di Istana terasa istimewa. Bendera Merah Putih dan teks proklamasi dibawa dari Tugu Monumen Nasional ke Istana Merdeka dengan kirab budaya. Sejarawan Mohamad Sobary mengatakan, seremonial pada Rabu 17 Agustus itu sarat makna.
 
Dikawal empat anggota Pasukan Pengamanan Presiden, dua perempuan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka masing-masing membawa Sang Saka Merah Putih dan naskah proklamasi dari salah satu ruangan di Tugu Monas ke Istana Merdeka. Dari halaman Monas, pembawa bendera Merah Putih dan naskah proklamasi menuju Istana menaiki Kereta Kencana Ki Jaga Raksa.
 
Makna di Balik Kirab Merah Putih
Peserta kirab membawa panji-panji kerajaan nusantara mengiringi kereta kencana memasuki kawasan Istana Merdeka pada rangkaian upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia, Jakarta, Rabu 17 Agustus 2016. Foto: MI/Panca Syurkani
 
Kirab budaya mengiringi perjalanan bendera Merah Putih dan naskah proklamasi dari Monas ke Istana. Kirab budaya diikuti pasukan marching band, rombongan kereta kencana termasuk penunggang dan pengawalnya, pemuda berpakaian kemeja dan celana putih dengan aksesoris merah putih yang setiap orang membawa bendara putih, rombongan berpakaian adat dan kesultanan dari seluruh Indonesia.
 
Mohamad Sobary mengatakan, seremonial dari Monas ke Istana Merdeka menggambarkan betapa sakralnya bendera Merah Putih. Simbol sakralitas juga ada pada perwakilan kesultanan yang ikut kirab tersebut. Kehadiran mereka semakin menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya sejarah dan budaya.
 
“Ini (bendera dan kesultanan) simbol paling kuat Indonesia. Saya kira jiwa dan nasionalisme kita dipupuk. Itu penting karena sekarang ini, semakin lama, kita semakin menyadari nasionalisme tergerus,” kata Sobary dalam program Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Kamis (18/8/2016).

Makna di Balik Kirab Merah Putih
Paskibraka bersama Paspampres melaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Rabu 17 Agustus 2016. Antara Foto/Yudhi Mahatma
 
Menurut Sobary, Bendera Merah Putih disakralkan, karena memiliki kekuatan dan sejarah. Fatmawati, istri Presiden pertama RI Soekarno, menjahit Dwiwarna dengan tangannya sendiri dan penuh semangat. Bendera Pusaka pertama kali dinaikkan pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sejarah ini, kata Sobary, jadi kenangan kolektif secara nasional.
 
Sobary mengatakan, perayaan kemerdekaan Indonesia, tahun ini, merupakan pertama kali bendera Merah Putih dibawa dari Monas ke Istana Merdeka dengan kirab penuh budaya. Bagi Sobary, ini wujud syukur bangsa Indonesia atas kemerdekaan yang sudah diraih selama 71 tahun.
 
Kehadiran perwakilan dari 40 kesultanan menunjukkan bahwa semua elemen harus bergerak untuk menuju Indonesia lebih baik. “Kerajaan dulu bergerak dan berjuang melawan Pemerintahan Belanda. Ini sebagai simbol kesungguhan agar kita terus bergerak."
 


Video lengkap klik di sini


Video lengkap klik di sini


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan