Ilustrasi hewan ternak. Medcom
Ilustrasi hewan ternak. Medcom

Satgas: Vaksinasi PMK Pengaruhi Ketahanan Pangan Nasional

Antara • 21 September 2022 06:55
Jakarta: Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) Wiku Adisasmito mengatakan penyelenggaraan kegiatan vaksinasi PMK dapat memengaruhi ketahanan pangan secara nasional. Dalam salah satu jurnal yang dirilis pada 2021, vaksinasi yang diselenggarakan dengan baik, akan mengembalikan produktivitas hewan-hewan ternak yang sempat terkena PMK.
 
“Vaksinasi memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung pada ketahanan pangan nasional,” kata Wiku dalam konferensi pers perkembangan penanganan PMK yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa, 20 September 2022.
 
Menurut dia, hal tersebut berimplikasi pada pemenuhan stok komoditi pangan nasional yang berasal dari hewan, menjadi stabil kembali. Seperti daging ataupun susu.

Selain memengaruhi pangan nasional, vaksinasi PMK berdampak pada pemulihan ekonomi masyarakat. Khususnya pada para peternak yang mengalami penurunan pendapatan karena penyakit tersebut.
 
Wiku menjelaskan pemulihan ekonomi dapat terjadi karena hewan yang telah divaksin, akan memiliki gejala klinis yang lebih ringan dibandingkan dengan yang tidak divaksin sama sekali. Risiko penularan dan potensi kematian pada hewan yang sudah divaksin juga jauh lebih rendah.
 
Secara simultan, pemerintah terus mendorong upaya peningkatan kapasitas perusahaan dalam negeri, supaya Indonesia dapat memproduksi vaksin PMK secara mandiri.
 
“Percepatan pengadaan, pendistribusian dan penyuntikan vaksin akan terus diupayakan agar peternak Indonesia dapat kembali beternak dengan aman,” ucap Wiku.
 

Baca: 2.113.590 Hewan Ternak Telah Terlindungi Vaksin PMK


Wiku mengimbau para peternak tidak panik dan menyerah memberikan perawatan, ketika hewan ternak mengalami gejala ikutan pasca vaksinasi PMK, baik pada sapi, kerbau, kambing, domba ataupun babi.
 
Dia mengatakan gejala klinis kemungkinan timbul karena virus PMK masuk lebih dulu ke dalam tubuh hewan dan belum menunjukkan gejala klinis saat dilakukannya vaksinasi.
 
Melihat fenomena tersebut, dia juga mengimbau peternak kooperatif melapor saat hewan akan divaksin. Diharapkan para petugas semakin gencar melakukan edukasi karena prinsipnya vaksinasi pada hewan ternak wajib dilakukan para peternak di kabupaten/kota yang masuk dalam zona merah, kuning, dan putih.
 
Wiku menekankan vaksinasi pada hewan ternak rentan PMK perlu menjadi perhatian bagi semua peternak agar dapat melindungi ternak sebagai aset berharga yang dimiliki dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
 
“Dengan terlindunginya ternak, diharapkan aktivitas sektor peternakan dapat kembali maksimal, sehingga peternak dapat kembali memperoleh keuntungan sebagaimana mestinya,” ujar Wiku.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan