Ilustrasi plastik. MI/Sumaryanto
Ilustrasi plastik. MI/Sumaryanto

Penggunaan Kantong Bioplastik Dinilai Berdampak Negatif

Cindy • 01 September 2020 05:12
Jakarta: Penggunaan kantong bioplastik sebagai pengganti kantong plastik sekali pakai dinilai berdampak negatif bagi lingkungan. Sebab, produksi bioplastik memerlukan lahan cukup luas.
 
"Bioplastik dibuat dari bahan pangan seperti singkong, jagung, dan tebu. Untuk produksi massal kantong bioplastik maka perlu lahan menanamnya," kata juru kampanye urban Greenpeace Indoensia, Muharram Atha Rasyadi, dalam diskusi secara daring, Senin, 31 Agustus 2020.
 
Atha menuturkan para produsen bioplastik bakal membuka lahan demi menanam material bioplastik. Hal ini dapat berdampak pada penebangan, penggundulan, hingga kebakaran hutan.

Selain itu, Indonesia dapat menghadapi krisis pangan. Sebab, bahan pangan seperti singkong dan jagung digunakan untuk memproduksi bioplastik.
 
(Baca: Penggunaan Bioplastik Dinilai Langgar Pergub DKI)
 
"Dalam konteks jangka panjang, tentu ini akan menjadi masalah baru berkompetisi dengan ketersediaan pangan kita," ucap Atha.
 
Atha mengatakan masyarakat sejatinya sudah terbiasa menggunaan kantong ramah lingkungan selama dua bulan penerapan Peraturan Gubernur Nomor 142 tentang Penggunaan Kantong Ramah Lingkungan. Pemprov DKI tak perlu lagi mencari solusi pengganti kantong tersebut.
 
"Masyarakat sudah membawa kantong belanja yang dapat digunakan kembali. Kantong tersebut juga bisa dicuci dan dipastikan tidak menjadi media penularan virus korona (covid-19)," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan