Jakarta: Hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut ekonomi masyarakat saat ini memburuk. Lebih dari setengah responden mengaku kesulitan memenuhi kehidupan sehari-hari selama masa pandemi virus korona (covid-19).
"Sebanyak 74,8 persen narasumber kami menyatakan ekonominya jauh lebih buruk," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sofa, di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa, 7 Juli 2020.
Ardian mengatakan 22,4 persen narasumbernya mengatakan perekonomian mereka tak terpengaruh virus korona melanda. Lalu, 2,2 persen narasumber menyebut perekonomiannya justru membaik.
"Lalu ada 0,6 persen narasumber yang tidak tahu atau tidak menjawab," kata Ardian.
Menurut Ardian, jeritan ekonomi ini rata di setiap kalangan. Dia mencatat 81,3 persen masyarakat dengan penghasilan di bawah 1,5 juta per bulan mengakui ekonominya memburuk selama pandemi.
"Lalu yang ekonominya Rp1,5 juta sampai Rp3 juta sebanyak 77,8 persen, yang ekonominya Rp3 juta sampai Rp4,5 juta 70,5 persen, dan di atas Rp4,5 juta ada 59,9 persen," ujar Ardian.
Baca: 10 Kabupeten/Kota Tekan Penyebaran Covid-19 Hingga 100%
Sementara itu, 15,8 masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp1,5 juta mengaku ekonominya tak terpengaruh. Lalu, 2,0 persen masyarakat berpenghasilan di bawah Rp1,5 juta mengaku penghasilannya membaik.
Kemudian, 19,4 persen masyarakat dengan penghasilan Rp1,5 sampai Rp3 juta mengaku ekonominya tak terpengaruh. Sebanyak 2,0 persennya mengaku ekonominya meningkat.
"Sedangkan 26,6 persen masyarakat berpenghasilan Rp3 juta sampai Rp4,5 juta mengaku tak terpengaruh ekonominya, 2,3 persennya mengaku meningkat," ucap Ardian.
Terakhir, 37,3 persen masyarakat berpenghasilan di atas Rp4,5 juta mengaku tak terpengaruh. Sebanyak 2,6 persen sisanya merasa lebih baik.
LSI Denny JA menggunakan metode survei multistage random sampling. Survei melibatkan delapan ribu orang. Sementara itu, margin of error kurang lebih 2,05 persen.
Jakarta: Hasil jajak pendapat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut ekonomi masyarakat saat ini memburuk. Lebih dari setengah responden mengaku kesulitan memenuhi kehidupan sehari-hari selama masa pandemi virus korona (covid-19).
"Sebanyak 74,8 persen narasumber kami menyatakan ekonominya jauh lebih buruk," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sofa, di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa, 7 Juli 2020.
Ardian mengatakan 22,4 persen narasumbernya mengatakan perekonomian mereka tak terpengaruh virus korona melanda. Lalu, 2,2 persen narasumber menyebut perekonomiannya justru membaik.
"Lalu ada 0,6 persen narasumber yang tidak tahu atau tidak menjawab," kata Ardian.
Menurut Ardian, jeritan ekonomi ini rata di setiap kalangan. Dia mencatat 81,3 persen masyarakat dengan penghasilan di bawah 1,5 juta per bulan mengakui ekonominya memburuk selama pandemi.
"Lalu yang ekonominya Rp1,5 juta sampai Rp3 juta sebanyak 77,8 persen, yang ekonominya Rp3 juta sampai Rp4,5 juta 70,5 persen, dan di atas Rp4,5 juta ada 59,9 persen," ujar Ardian.
Baca:
10 Kabupeten/Kota Tekan Penyebaran Covid-19 Hingga 100%
Sementara itu, 15,8 masyarakat dengan penghasilan di bawah Rp1,5 juta mengaku ekonominya tak terpengaruh. Lalu, 2,0 persen masyarakat berpenghasilan di bawah Rp1,5 juta mengaku penghasilannya membaik.
Kemudian, 19,4 persen masyarakat dengan penghasilan Rp1,5 sampai Rp3 juta mengaku ekonominya tak terpengaruh. Sebanyak 2,0 persennya mengaku ekonominya meningkat.
"Sedangkan 26,6 persen masyarakat berpenghasilan Rp3 juta sampai Rp4,5 juta mengaku tak terpengaruh ekonominya, 2,3 persennya mengaku meningkat," ucap Ardian.
Terakhir, 37,3 persen masyarakat berpenghasilan di atas Rp4,5 juta mengaku tak terpengaruh. Sebanyak 2,6 persen sisanya merasa lebih baik.
LSI Denny JA menggunakan metode survei
multistage random sampling. Survei melibatkan delapan ribu orang. Sementara itu, m
argin of error kurang lebih 2,05 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JMS)