Ilustrasi nyamuk aedes aegypti pembawa penyakit demam berdarah. Antara/Anis Efizudin
Ilustrasi nyamuk aedes aegypti pembawa penyakit demam berdarah. Antara/Anis Efizudin

Musabab Tingginya Kematian DBD di NTT

Theofilus Ifan Sucipto • 10 Maret 2020 11:38
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan tingginya jumlah korban demam berdarah dengue (DBD) di Nusa Tenggara Timur (NTT) tinggi. Tercatat 2.711 kasus DBD dan 32 orang meninggal di NTT hingga Selasa pagi, 10 Maret 2020.
 
Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan masyarakat NTT masih sulit mendapat akses air bersih. Kemudian, penampungan air tidak dikelola dengan baik menjadi salah satu penyebab nyamuk cepat berkembang biak.
 
"Penampungan airnya tidak ditutup dan tidak diberi larvasida (zat untuk membunuh larva nyamuk) sehingga jadi tempat berkembangbiak jentik nyamuk," kata Nadia kepada Medcom.id, Selasa 10 Maret 2020.

Kedua, pengelolaan sampah yang kurang baik. Masyarakat kerap membuang botol plastik di ruang terbuka.
 
"Begitu ada air sedikit saja, bahkan dalam lekukan botol, pasti jadi tempat bersarang (nyamuk)," ujarnya.
 
Musabab Tingginya Kematian DBD di NTT
Ilustrasi pengasapan cegah penyakit demam berdarah dengue (DBD). MI/Bary Fathahilah
 
Ketiga, NTT sedang musim menanam jagung. Sela-sela daun jagung, kata dia, bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
 
"Selain itu pola alam NTT yang banyak semak-semak juga," tutur dia.
 
Angka kematian akibat DBD terus meningkat. Data teranyar Kemenkes, jumlah kematian akibat DBD lebih dari 100 orang secara nasional dengan jumlah terkonfirmasi mencapai 16.099.
 
Angka ini melonjak dari sebelumnya 14.716 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 94 jiwa. Data kematian yang berada di zona merah salah satunya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan korban 32 jiwa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan