medcom.id, Jakarta: Pemerintah ingin nilai-nilai kebangsaan ditanamkan kepada mahasiswa di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Karena itu, pemerintah yang melibatkan rektor dari sejumlah perguruan tinggi akan menggelar deklarasi kebangsaan di Pulau Bali, pada September 2017.
"Bentuk kebangsaan itu adalah nanti harus dituangkan dalam pembelajarannya semua dan perilaku," kata
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), M. Nasir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 25 Agustus 2017.
Nasir menuturkan, nilai-nilai kebangsaan akan diajarkan tentang bagaimana mewujudkan NKRI, Pancasila sebagai ideologi negara, dan UUD 45 sebagai dasar negara. "Dan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika lah yang harus kita eratkan dari Aceh sampai Papua," ucap dia.
Selain masalah nilai kebangsaan, deklarasi kebangsaan ini juga akan menanamkan langkah-langkah menangkal paham radikalisme. Dengan begitu, mahasiswa bisa terhindar dari kegiatan yang berujung pada aksi radikal.
"Ini harus kita jaga semua. Dan, jangan sampai mahasiswa kegiatan kosong karena diisi oleh mereka-mereka itu. Ini harus kita isi kegiatan mempunyai nilai-nilai kebangsaan itu tadi," kata dia.
Nasir menuturkan, pemerintah berperan menangkal radikalisme di perguruan tinggi dengan selalu melakukan afirmasi dan mediasi. Pemerintah, kata dia, bakal bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mencegah kegiatan radikal masuk ke kampus-kampus di seluruh Indonesia.
"Tujuannya adalah kami ingin menjaga Indonesia harus dalam wawasan kebangsaan ini," tegas dia.
Nasir membeberkan, Presiden mendukung kegiatan deklarasi kebangsaan. Bahkan, Kepala Negara ingin penanaman nilai kebangsaan bisa segera ditindaklanjuti.
"Pesan presiden adalah ini harus dilakukan dan ditindaklanjuti. Cuman nanti presiden untuk memberikan waktu itu belum ditetapkan, tapi di akhir September," pungkas dia.
(Baca juga: Wiranto: Mahasiswa Perlu Mendapat Pembinaan Kebangsaan)
medcom.id, Jakarta: Pemerintah ingin nilai-nilai kebangsaan ditanamkan kepada mahasiswa di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Karena itu, pemerintah yang melibatkan rektor dari sejumlah perguruan tinggi akan menggelar deklarasi kebangsaan di Pulau Bali, pada September 2017.
"Bentuk kebangsaan itu adalah nanti harus dituangkan dalam pembelajarannya semua dan perilaku," kata
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), M. Nasir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 25 Agustus 2017.
Nasir menuturkan, nilai-nilai kebangsaan akan diajarkan tentang bagaimana mewujudkan NKRI, Pancasila sebagai ideologi negara, dan UUD 45 sebagai dasar negara. "Dan, semboyan Bhinneka Tunggal Ika lah yang harus kita eratkan dari Aceh sampai Papua," ucap dia.
Selain masalah nilai kebangsaan, deklarasi kebangsaan ini juga akan menanamkan langkah-langkah menangkal paham radikalisme. Dengan begitu, mahasiswa bisa terhindar dari kegiatan yang berujung pada aksi radikal.
"Ini harus kita jaga semua. Dan, jangan sampai mahasiswa kegiatan kosong karena diisi oleh mereka-mereka itu. Ini harus kita isi kegiatan mempunyai nilai-nilai kebangsaan itu tadi," kata dia.
Nasir menuturkan, pemerintah berperan menangkal radikalisme di perguruan tinggi dengan selalu melakukan afirmasi dan mediasi. Pemerintah, kata dia, bakal bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mencegah kegiatan radikal masuk ke kampus-kampus di seluruh Indonesia.
"Tujuannya adalah kami ingin menjaga Indonesia harus dalam wawasan kebangsaan ini," tegas dia.
Nasir membeberkan, Presiden mendukung kegiatan deklarasi kebangsaan. Bahkan, Kepala Negara ingin penanaman nilai kebangsaan bisa segera ditindaklanjuti.
"Pesan presiden adalah ini harus dilakukan dan ditindaklanjuti. Cuman nanti presiden untuk memberikan waktu itu belum ditetapkan, tapi di akhir September," pungkas dia.
(Baca juga:
Wiranto: Mahasiswa Perlu Mendapat Pembinaan Kebangsaan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)