medcom.id, Jakarta: Ada 2.080 satwa yang dipelihara dan dirawat di Kebun Binatang Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tiga di antaranya adalah gorila jantan.
Sayangnya, ketiganya masih jomlo alias belum kawin. Sejak didatangkan pada 2002, satwa asli hutan di Afrika ini sama sekali belum menemukan pasangan.
Humas Ragunan Wahyudi Bambang mengatakan, ketika didatangkan, usia ketiganya 5-7 tahun. Berarti, saat ini usia mereka sekitar 20-22 tahun.
Sementara itu, usia hidup gorila sekitar 30-40 tahun. Seharusnya, untuk regenerasi, mereka mesti kawin dengan gorila betina.
"Berarti harus mencari pengganti (untuk Ragunan), harusnya sudah ada pasangannya karena sudah dewasa secara kelamin. Tapi, belum kawin karena belum ada jodohnya," kata Bambang kepada Metrotvnews.com, Jumat 14 April 2017.
Menurut dia, gorila adalah jenis hewan yang suka memiliki pasangan lebih dari satu atau poligami. Seekor gorila jantan bisa kawin dengan empat gorila betina.
Namun sayangnya, di Taman Margasatwa Ragunan ini memang belum ada gorila betina. Rencana kedatangan gorila betina tahun lalu pun hingga kini belum terealisasi.
Bambang menjelaskan, gorila betina tersebut merupakan hewan yang ingin dititipkan atau dipinjamkan dari Inggris. Sayangnya ada beberapa persyaratan belum memenuhi kriteria pihak Negeri Ratu Elizabeth itu.
Padahal, pengelola Ragunan telah mempersiapkan kandang untuk kedatangan gorila berina. Bambang pun tak bisa memastikan kapan mamalia tersebut bisa tiba.
Pusat Primata Schmutzer di Ragunan. Foto: MI/Bachtiar.
Sementara itu, di Ragunan, gorila adalah binatang yang banyak dikunjungi masyarakat. Gorila memang ditempatkan di wilayah khusus Pusat Primata Schmutzer. Untuk masuk ke lokasi ini, pengunjung dikenakan tiket masuk tambahan sebesar Rp6.000 pada Selasa-Jumat dan Rp7.500 pada Sabtu-Minggu dan hari libur nasional.
"Banyak pengunjung di situ karena paling menarik di Pusat Primata. Di Indonesia satu-satunya yang ada gorila di Ragunan, bahkan di Asia Tenggara hanya ada di Indonesia. Kalau di Asia, ada lima negara yang ada gorila, salah satunya Indonesia yang diwakilkan Ragunan," ulas Bambang.
Jika ditilik sifat asli atau uniknya, meski berbadan besar yakni hingga 200-250 kg, gorila memiliki sifat pemalu. Dia tidak suka dilihat banyak orang. Hal itu bisa dibuktikan jika makan, mereka akan mengumpat atau memunggungi pengunjung.
Selain itu, gorila akan mengulas kembali makanan yang dia suka. Contohnya, mereka paling suka buah kurma. Kurma yang telah dimakan akan dimuntahkan kembali untuk mengingatnya dan akan dimakan lagi. Proses itu, kata Bambang, dinamakan regurgitasi.
Lihat: Disangka Mau Merebut Pasangannya Gorila Jantan Serang Seorang Fotografer
Bambang menjelaskan, gorila jantan biasanya suka menepuk dadanya. Ini dilakukan untuk menunjukkan kekuatan atau eksistensi bahwa dia yang paling kuat di antara kelompoknya.
"Itu perilaku hierarkinya sambil sedikit berteriak supaya temannya menyingkir," tutur Bambang.
Ketika muncul sifat itu, gorila akan mulai saling berhadap-hadapan dan menunjukkan kekuatan. Ketika hal tersebut terjadi, mereka harus dipisahkan. Bila disatukan, akan terjadi terjadi perkelahian.
Di Ragunan pun, petugas sudah paham ketika muncul sifat dominasi antara gorila itu. Ada dua gorila yang dominan sehingga harus dipisahkan. Sementara itu, yang satu terbilang aman.
"Kalau satu jantan dominan dan yang satu jantan enggak dominan enggak masalah. Mereka masih akur karena kalau dicampur tiga berantem nanti, sampai mati kalau berkelahi," jelas Bambang.
medcom.id, Jakarta: Ada 2.080 satwa yang dipelihara dan dirawat di Kebun Binatang Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tiga di antaranya adalah gorila jantan.
Sayangnya, ketiganya masih jomlo alias belum kawin. Sejak didatangkan pada 2002, satwa asli hutan di Afrika ini sama sekali belum menemukan pasangan.
Humas Ragunan Wahyudi Bambang mengatakan, ketika didatangkan, usia ketiganya 5-7 tahun. Berarti, saat ini usia mereka sekitar 20-22 tahun.
Sementara itu, usia hidup gorila sekitar 30-40 tahun. Seharusnya, untuk regenerasi, mereka mesti kawin dengan gorila betina.
"Berarti harus mencari pengganti (untuk Ragunan), harusnya sudah ada pasangannya karena sudah dewasa secara kelamin. Tapi, belum kawin karena belum ada jodohnya," kata Bambang kepada
Metrotvnews.com, Jumat 14 April 2017.
Menurut dia, gorila adalah jenis hewan yang suka memiliki pasangan lebih dari satu atau poligami. Seekor gorila jantan bisa kawin dengan empat gorila betina.
Namun sayangnya, di Taman Margasatwa Ragunan ini memang belum ada gorila betina. Rencana kedatangan gorila betina tahun lalu pun hingga kini belum terealisasi.
Bambang menjelaskan, gorila betina tersebut merupakan hewan yang ingin dititipkan atau dipinjamkan dari Inggris. Sayangnya ada beberapa persyaratan belum memenuhi kriteria pihak Negeri Ratu Elizabeth itu.
Padahal, pengelola Ragunan telah mempersiapkan kandang untuk kedatangan gorila berina. Bambang pun tak bisa memastikan kapan mamalia tersebut bisa tiba.
Pusat Primata Schmutzer di Ragunan. Foto: MI/Bachtiar.
Sementara itu, di Ragunan, gorila adalah binatang yang banyak dikunjungi masyarakat. Gorila memang ditempatkan di wilayah khusus Pusat Primata Schmutzer. Untuk masuk ke lokasi ini, pengunjung dikenakan tiket masuk tambahan sebesar Rp6.000 pada Selasa-Jumat dan Rp7.500 pada Sabtu-Minggu dan hari libur nasional.
"Banyak pengunjung di situ karena paling menarik di Pusat Primata. Di Indonesia satu-satunya yang ada gorila di Ragunan, bahkan di Asia Tenggara hanya ada di Indonesia. Kalau di Asia, ada lima negara yang ada gorila, salah satunya Indonesia yang diwakilkan Ragunan," ulas Bambang.
Jika ditilik sifat asli atau uniknya, meski berbadan besar yakni hingga 200-250 kg, gorila memiliki sifat pemalu. Dia tidak suka dilihat banyak orang. Hal itu bisa dibuktikan jika makan, mereka akan mengumpat atau memunggungi pengunjung.
Selain itu, gorila akan mengulas kembali makanan yang dia suka. Contohnya, mereka paling suka buah kurma. Kurma yang telah dimakan akan dimuntahkan kembali untuk mengingatnya dan akan dimakan lagi. Proses itu, kata Bambang, dinamakan regurgitasi.
Lihat: Disangka Mau Merebut Pasangannya Gorila Jantan Serang Seorang Fotografer
Bambang menjelaskan, gorila jantan biasanya suka menepuk dadanya. Ini dilakukan untuk menunjukkan kekuatan atau eksistensi bahwa dia yang paling kuat di antara kelompoknya.
"Itu perilaku hierarkinya sambil sedikit berteriak supaya temannya menyingkir," tutur Bambang.
Ketika muncul sifat itu, gorila akan mulai saling berhadap-hadapan dan menunjukkan kekuatan. Ketika hal tersebut terjadi, mereka harus dipisahkan. Bila disatukan, akan terjadi terjadi perkelahian.
Di Ragunan pun, petugas sudah paham ketika muncul sifat dominasi antara gorila itu. Ada dua gorila yang dominan sehingga harus dipisahkan. Sementara itu, yang satu terbilang aman.
"Kalau satu jantan dominan dan yang satu jantan enggak dominan enggak masalah. Mereka masih akur karena kalau dicampur tiga berantem nanti, sampai mati kalau berkelahi," jelas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)