medcom.id, Cibinong: Kepala Biro Sekretariat Pimpinan Setjen MPR RI Muhammad Rizal menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada ratusan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fisip Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), di Komplek Pemerintah Kabupaten Bogor, Cibinong, Jawa Barat, Senin, 4 September 2017.
Dikatakan Muhammad Rizal, pemahaman kembali Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) hingga taraf implementasi merupakan hal penting, terutama bagi generasi muda Indonesia saat ini.
"Apalagi para mahasiswa Fisip UMJ yang telah menyelesaikan KKN di lingkungan Kabupaten Bogor, paling tidak para peserta KKN ini sangat menguasai dan sangat memahami lingkungan serta kondisi riil masyarakat saat melakukan KKN. Kondisi itu akan mempermudah peserta memahami nilai-nilai luhur bangsanya,” ujar Rizal.
Diungkapkannya, salah satu persoalan bangsa ini adalah banyak sekali generasi muda, terutama pelajar dan mahasiswa yang kurang memahami kondisi riil masyarakat terutama masyarakat bawah. Pemahaman yang baik akan kondisi riil masyarakat bawah akan mengasah empati generasi muda sehingga akan lebih mudah memahami dan mengimplementasikan nilai luhur bangsa terutama Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pemahaman yang baik akan Pancasila selain akan memperkuat toleransi, saling menghormati sesama, Pancasila juga akan membentengi rakyat terutama generasi muda dari paham-paham dan ideologi-ideologi baru yang malah akan merusak tatanan keharmonisan bangsa Indonesia yang sudah terjalin baik dan rukun sejak Indonesia merdeka.
"Banyak contoh negara-negara yang rusak tatanan harmonisasinya lantaran masuknya paham-paham dan ideologi yang merusak. Misalnya, negara-negara di Timur Tengah seperti Irak, Libya, Suriah. Padahal di negara-negara itu keberagamannya tidak begitu besar, hanya sedikit suku yang berbeda dan malah ada hanya satu bahasa saja, tapi bisa hancur lebur,” katanya.
Indonesia sangat berpotensi mengalami konflik besar karena keberagaman Indonesia yang luar biasa mulai dari suku, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan, warna kulit. Jika tidak ada satu elemen perekat keberagaman tersebut yakni Pancasila, hancurlah Indonesia karena konflik SARA. Itulah yang harus dijaga betul.
“Melihat fakta itulah mengapa pemahaman kembali dan implementasi Empat Pilar MPR menjadi sangat penting tidak bisa dianggap main-main atau dipandang sebelah mata sebab dampak baik jika diamalkan dan burukya jika diabaikan sangat luar biasa. Tentu ini bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja, tapi menjadi tanggung jawab kita semua seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
medcom.id, Cibinong: Kepala Biro Sekretariat Pimpinan Setjen MPR RI Muhammad Rizal menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada ratusan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fisip Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), di Komplek Pemerintah Kabupaten Bogor, Cibinong, Jawa Barat, Senin, 4 September 2017.
Dikatakan Muhammad Rizal, pemahaman kembali Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) hingga taraf implementasi merupakan hal penting, terutama bagi generasi muda Indonesia saat ini.
"Apalagi para mahasiswa Fisip UMJ yang telah menyelesaikan KKN di lingkungan Kabupaten Bogor, paling tidak para peserta KKN ini sangat menguasai dan sangat memahami lingkungan serta kondisi riil masyarakat saat melakukan KKN. Kondisi itu akan mempermudah peserta memahami nilai-nilai luhur bangsanya,” ujar Rizal.
Diungkapkannya, salah satu persoalan bangsa ini adalah banyak sekali generasi muda, terutama pelajar dan mahasiswa yang kurang memahami kondisi riil masyarakat terutama masyarakat bawah. Pemahaman yang baik akan kondisi riil masyarakat bawah akan mengasah empati generasi muda sehingga akan lebih mudah memahami dan mengimplementasikan nilai luhur bangsa terutama Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pemahaman yang baik akan Pancasila selain akan memperkuat toleransi, saling menghormati sesama, Pancasila juga akan membentengi rakyat terutama generasi muda dari paham-paham dan ideologi-ideologi baru yang malah akan merusak tatanan keharmonisan bangsa Indonesia yang sudah terjalin baik dan rukun sejak Indonesia merdeka.
"Banyak contoh negara-negara yang rusak tatanan harmonisasinya lantaran masuknya paham-paham dan ideologi yang merusak. Misalnya, negara-negara di Timur Tengah seperti Irak, Libya, Suriah. Padahal di negara-negara itu keberagamannya tidak begitu besar, hanya sedikit suku yang berbeda dan malah ada hanya satu bahasa saja, tapi bisa hancur lebur,” katanya.
Indonesia sangat berpotensi mengalami konflik besar karena keberagaman Indonesia yang luar biasa mulai dari suku, bahasa, adat istiadat, agama, kepercayaan, warna kulit. Jika tidak ada satu elemen perekat keberagaman tersebut yakni Pancasila, hancurlah Indonesia karena konflik SARA. Itulah yang harus dijaga betul.
“Melihat fakta itulah mengapa pemahaman kembali dan implementasi Empat Pilar MPR menjadi sangat penting tidak bisa dianggap main-main atau dipandang sebelah mata sebab dampak baik jika diamalkan dan burukya jika diabaikan sangat luar biasa. Tentu ini bukan hanya tanggung jawab satu pihak saja, tapi menjadi tanggung jawab kita semua seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ROS)