medcom.id, Pangkalan Bun: Kapal Baruna Jaya milik Badan Pusat Pengembangan Teknologi (BPPT) fokus menyapu dasar lautan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Kapal itu pun akan ditambahkan sistem sonar baru untuk optimalisasi pencarian badan pesawat AirAsia QZ8501.
"Kita akan pasang sonar tambahan di belakang Baruna Jaya. Alat sudah datang dari Jakarta. Baruna Jaya sedang menuju Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah," kata Deputi Pusat Teknologi Sumber Daya Lahan, Wilayah dan Mitigasi Bencana BPPT Ridwan Djamaludin di Lapangan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Jumat (2/12/2014).
Menurut dia, pemasangan sonar tak akan memakan banyak waktu. "Sandar siang ini. Hari ini juga langsung kembali melakukan operasi. Logistik kita cukup untuk dua minggu ke depan," kata Ridwan.
Ridwan menjelaskan, sonar ini digunakan untuk memindai perairan yang ada di bagian samping kiri dan kanan kapal. Sonar baru ini disebut dapat mendeteksi objek hingga kedalaman 500 meter.
Sementara itu, Kapal Baruna Jaya akan menyisir di sekitar lokasi penemuan jenazah dan bagian-bagian pesawat. Hal itu bertujuan untuk tidak menghilangkan jejak badan pesawat. "Kita perkirakan 11,5 km ke arah barat laut," tambah dia.
Lokasi ini berdasarkan model yang telah dibuat BPPT setelah melakukan penelusuran sonar bawah laut. "Mengacu pada titik akhir pesawat kehilangan kontak, kecepatan pesawat, temuan jenazah, serpihan pesawat, dan kecepatan arus laut. Kita sudah citrakan," jelas dia.
medcom.id, Pangkalan Bun: Kapal Baruna Jaya milik Badan Pusat Pengembangan Teknologi (BPPT) fokus menyapu dasar lautan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Kapal itu pun akan ditambahkan sistem sonar baru untuk optimalisasi pencarian badan pesawat AirAsia QZ8501.
"Kita akan pasang sonar tambahan di belakang Baruna Jaya. Alat sudah datang dari Jakarta. Baruna Jaya sedang menuju Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah," kata Deputi Pusat Teknologi Sumber Daya Lahan, Wilayah dan Mitigasi Bencana BPPT Ridwan Djamaludin di Lapangan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Jumat (2/12/2014).
Menurut dia, pemasangan sonar tak akan memakan banyak waktu. "Sandar siang ini. Hari ini juga langsung kembali melakukan operasi. Logistik kita cukup untuk dua minggu ke depan," kata Ridwan.
Ridwan menjelaskan, sonar ini digunakan untuk memindai perairan yang ada di bagian samping kiri dan kanan kapal. Sonar baru ini disebut dapat mendeteksi objek hingga kedalaman 500 meter.
Sementara itu, Kapal Baruna Jaya akan menyisir di sekitar lokasi penemuan jenazah dan bagian-bagian pesawat. Hal itu bertujuan untuk tidak menghilangkan jejak badan pesawat. "Kita perkirakan 11,5 km ke arah barat laut," tambah dia.
Lokasi ini berdasarkan model yang telah dibuat BPPT setelah melakukan penelusuran sonar bawah laut. "Mengacu pada titik akhir pesawat kehilangan kontak, kecepatan pesawat, temuan jenazah, serpihan pesawat, dan kecepatan arus laut. Kita sudah citrakan," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)