Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus berbenah diri dalam meningkatkan pelayanan. Berbagai inovasi dilakukan untuk menjamin kenyamanan penumpang.
Sejak 2009, PT KAI meningkatkan mutu dan pelayanan. Serangkaian perubahan yang dilakukan ialah memodernisasi sistem pertiketan, menyediakan aplikasi KAI Access, peremajaan sarana, memperbaiki prasarana dan fasilitas pelayanan di seluruh stasiun, dan membentuk layanan Contact Center 121.
PT KAI juga melakukan beberapa inovasi lainnya, yaitu membuat Rail Clinic, e-boarding pass, ticket vending machine, transaksi cashless pembelian tiket, pembenahan konektivitas antarmoda di stasiun, dan pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) di stasiun-stasiun melalui sinergi BUMN.
Upaya perbaikan layanan kereta api ini akhirnya membuahkan hasil. Jumlah penumpang meningkat. Kereta api pun menjadi salah satu moda transportasi andalan masyarakat.
Sejak 2012 hingga 2017 tercatat pertumbuhan volume penumpang meningkat rata-rata sebesar 13,2 persen dan pertumbuhan pendapatan sebesar 19 persen.
Transformasi yang dilakukan PT KAI juga mengantarnya meraih penghargaan Transformation Achievement dari Asosiasi Contact Center World (CCW) pada 2017.
Direktur PT KAI Edi Sukmoro mengatakan ada banyak hal yang akan terus dibenahi dalam meningkatkan pelayanan. Mulai dari kemudahan penyediaan tiket hingga merenovasi stasiun agar lebih bersih dan sedap dipandang.
"Setiap stasiun dipercantik. Lantai menjadi lebih bersih dan memperbanyak lampu hias," ujar Edi, ditemui Medcom.id, di kantor Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Senin, 29 Juli 2019.
Pelayanan di kereta juga tidak luput dari perhatian. Keamanan dan kebersihan dalam kereta terus ditingkatkan. Hal ini untuk memberikan kesan positif dari para penumpang.
"Kereta perjalanan jauh memang menjadi perhatian. Setiap gerbong selalu ada penjaganya untuk membersihkan sampah dan segala macam," ujarnya.
Selain itu, KAI juga turut berperan aktif dalam menjaga kearifan lokal. Caranya, dengan menampilkan berbagai makanan khas dari setiap daerah yang dilalui.
"Misalnya, jika melewati Cirebon akan disediakan nasi jamblang. Jenis makanannya spesifik dari setiap daerah yang dilewati," kata Edi.
Edi mengklaim masyarakat puas dan senang dengan pelayanan yang diberikan oleh KAI. Khususnya setelah peluncuran kereta Luxury Class generasi kedua atau Luxury 2.
"Mereka menikmati kondisi ini. Dengan kereta yang nyaman melintasi jalur sawah, perkebunan, dan hutan sangat enak untuk dilihat," ucap Edi.
Fasilitas lainnya yaitu KAI secara bertahap menyediakan pelayanan ramah anak. Layanan tersebut antara lain ruang menyusui dan area bermain anak yang tersedia di stasiun-stasiun. Kini terdapat 116 ruang menyusui dan 18 fasilitas bermain anak di sejumlah stasiun yang tersebar sepanjang Pulau Jawa dan Sumatera.
KAI juga berkomitmen menyelesaikan reaktivasi empat jalur kereta api di Jawa Barat peninggalan Belanda. Empat jalur yang masuk dalam program reaktivasi ialah rute Cibatu-Cikajang, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang, serta Bandung-Ciwidey. Total sepanjang 178,8 kilometer.
Proyek yang dicanangkan pemerintah pusat pada akhir 2018 itu ditargetkan selesai dalam dua tahun.
Menghidupkan kembali jalur kereta yang tidak aktif diharapkan dapat menggenjot pariwisata dan perekonomian daerah.
Jakarta: PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus berbenah diri dalam meningkatkan pelayanan. Berbagai inovasi dilakukan untuk menjamin kenyamanan penumpang.
Sejak 2009, PT KAI meningkatkan mutu dan pelayanan. Serangkaian perubahan yang dilakukan ialah memodernisasi sistem pertiketan, menyediakan aplikasi KAI Access, peremajaan sarana, memperbaiki prasarana dan fasilitas pelayanan di seluruh stasiun, dan membentuk layanan Contact Center 121.
PT KAI juga melakukan beberapa inovasi lainnya, yaitu membuat Rail Clinic, e-boarding pass, ticket vending machine, transaksi cashless pembelian tiket, pembenahan konektivitas antarmoda di stasiun, dan pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) di stasiun-stasiun melalui sinergi BUMN.
Upaya perbaikan layanan kereta api ini akhirnya membuahkan hasil. Jumlah penumpang meningkat. Kereta api pun menjadi salah satu moda transportasi andalan masyarakat.
Sejak 2012 hingga 2017 tercatat pertumbuhan volume penumpang meningkat rata-rata sebesar 13,2 persen dan pertumbuhan pendapatan sebesar 19 persen.
Transformasi yang dilakukan PT KAI juga mengantarnya meraih penghargaan Transformation Achievement dari Asosiasi Contact Center World (CCW) pada 2017.
Direktur PT KAI Edi Sukmoro mengatakan ada banyak hal yang akan terus dibenahi dalam meningkatkan pelayanan. Mulai dari kemudahan penyediaan tiket hingga merenovasi stasiun agar lebih bersih dan sedap dipandang.
"Setiap stasiun dipercantik. Lantai menjadi lebih bersih dan memperbanyak lampu hias," ujar Edi, ditemui
Medcom.id, di kantor Metro TV, Kedoya, Jakarta Barat, Senin, 29 Juli 2019.
Pelayanan di kereta juga tidak luput dari perhatian. Keamanan dan kebersihan dalam kereta terus ditingkatkan. Hal ini untuk memberikan kesan positif dari para penumpang.
"Kereta perjalanan jauh memang menjadi perhatian. Setiap gerbong selalu ada penjaganya untuk membersihkan sampah dan segala macam," ujarnya.
Selain itu, KAI juga turut berperan aktif dalam menjaga kearifan lokal. Caranya, dengan menampilkan berbagai makanan khas dari setiap daerah yang dilalui.
"Misalnya, jika melewati Cirebon akan disediakan nasi jamblang. Jenis makanannya spesifik dari setiap daerah yang dilewati," kata Edi.
Edi mengklaim masyarakat puas dan senang dengan pelayanan yang diberikan oleh KAI. Khususnya setelah peluncuran kereta Luxury Class generasi kedua atau Luxury 2.
"Mereka menikmati kondisi ini. Dengan kereta yang nyaman melintasi jalur sawah, perkebunan, dan hutan sangat enak untuk dilihat," ucap Edi.
Fasilitas lainnya yaitu KAI secara bertahap menyediakan pelayanan ramah anak. Layanan tersebut antara lain ruang menyusui dan area bermain anak yang tersedia di stasiun-stasiun. Kini terdapat 116 ruang menyusui dan 18 fasilitas bermain anak di sejumlah stasiun yang tersebar sepanjang Pulau Jawa dan Sumatera.
KAI juga berkomitmen menyelesaikan reaktivasi empat jalur kereta api di Jawa Barat peninggalan Belanda. Empat jalur yang masuk dalam program reaktivasi ialah rute Cibatu-Cikajang, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang, serta Bandung-Ciwidey. Total sepanjang 178,8 kilometer.
Proyek yang dicanangkan pemerintah pusat pada akhir 2018 itu ditargetkan selesai dalam dua tahun.
Menghidupkan kembali jalur kereta yang tidak aktif diharapkan dapat menggenjot pariwisata dan perekonomian daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)