Ilustrasi Remotely Operated Vehicles -- AP
Ilustrasi Remotely Operated Vehicles -- AP

Begini Cara Kerja 4 Alat Canggih BPPT Evakuasi AirAsia QZ8501

Lukman Diah Sari • 02 Januari 2015 09:44
medcom.id, Laut Jawa: Evakuasi jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 terus dilakukan Badan SAR NAsional (Basarnas). Kini, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) juga turun tangan. BPPT kebagian tugas mencari kotak hitam dan badan pesawat nahas tersebut.
 
Tim BPPT mulai berlayar dari Pelabuhan Muara Baru, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, pada Rabu (31/12/2014) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Mereka menumpangi kapal Baruna Jaya I (BJ I). Kapal tersebut membawa empat alat canggih, yakni Multibeam Echo Sounder, Side Scan Sonar, Magneto Meter, dan Remotely Operated Vehicles (ROV).
 
"Multibeam Echo Sounder digunakan untuk pemetaan kedalaman laut, kondisi morfologi laut. Memiliki resolusi tinggi," kata Kepala tim ekspedisi Rahadian, di Kapal Baruna Jaya selama pelayaran di Laut Jawa, Rabu (31/12/2014).

Rahadian menjelaskan kepada reporter Metrotvnews.com Lukman Diah Sari yang mengikuti kapal ini, Multibeam Echo Sounder memiliki kemampuan menyelam 400 sampai 500 meter dalam laut. Sementara itu, Side Scan Sonar yang berbentuk roket digunakan untuk melihat kondisi pemetaan objek yang berada di dasar laut.
 
Alat lain yang tak kalah canggil adalah Magneto Meter. "Magneto Meter ini mendeteksi benda yang mengandung logam," jelas Rahadian.
 
Alat terakhir yang tak kalah penting adalah ROV. Alat ini memiliki fungsi yang sama untuk melihat kondisi bawah laut. Hanya saja, ROV menampilkan gambar visual bergerak secara jelas untuk memastikan yang ditemukan oleh ketiga alat sebelumnya.
 
Rahadian membeberkan, proses pencarian badan pesawat AirAsia QZ8501 ini. Untuk langkah awal, mereka akan menurunkan Multibeam Echo Sounder dilanjut dengan Side Scan Sonar yang akan ditarik oleh kapal BJ 1 dengan tali.
 
Multibeam nantinya akan memotret kondisi morfologi di dalam laut. Bila ada gundukan yang berbeda dari sekeliling, bisa diperkirakan itu berasal dari bangkai AirAsia yang hilang.
 
Selanjutnya, Said Scan Sonar akan memetakan objek yang sebelumnya terekam bentuknya oleh Multibeam Echo Sounder. Usai kedua alat tersebut, Magneto Meter akan diturunkan untuk memastikan apakah yang ditemukan mengandung logam atau tidak.
 
"Kalau trafonya tinggi, berarti mengandung logam. Untuk memastikan, kita turunkan alat terakhir ROV," ucapnya.
 
ROV akan merekam benda di sekeliling temuan ketiga alat sebelumnya melalui padangan visual bergerak. "Dalamnya nanti bisa dilihat jelas," kata dia.
 
Untuk diketahui, sebelumnya ekspedisi ini direncanakan menggunakan kapal BJ4. Namun melihat kondisi dek kapal yang lebih kecil, akhirnya diputuskan menggunakan BJ 1 untuk menaruh kontainer peralatan ROV.
 
BJ 1 merupakan kapal buatan tahun 1989 dengan kapasitas 51 orang. Kapal tipe Oceanographic ini merupakan kapal riset yang dapat melaju hingga kecepatan 10 knot. Diperkirakan, kapal ini akan sampai di titik pencarian pada Kamis (1/1/2015) dini hari. Rupanya, perkiraan tersebut meleset.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan