medcom.id, Pangkalan Bun: Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Polri Kombes Pol Anton Castelani mengatakan, posko pusat identifikasi jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 tak dipindahkan ke RSUD Sultan Imanuddin. Posko identifikasi tetap berada di Surabaya.
"Tidak jadi (dipindahkan)," kata Anton di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1/2014).
Berbagai hal menjadi pertimbangan untuk memindahkan posko pusat identifikasi ke RSUD Sultan Imanuddin. Jelas Anton, sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai menjadi alasannya. Selain itu, Anton juga menyebut faktor efisiensi.
"Yang jelas untuk memindahkan fasilitas 'bedol desa' ke kemari itu tentu kita pertimbangkan faktor efisiensinya," tambah dia.
Terlebih, keluarga penumpang yag telah menjadikan Surabaya sebagai pusat informasi tentu juga harus dipikirkan. Jika dipindahkan ke Pangkalan Bun, tentu tempat untuk menmpung keluarga selama idetifikasi dilakukan juga harus dipikirkan.
"Kemudian dengan keadaan serba keterbatasan ini tentu secara fisik dan psikis akan sangat rawan bagi anggota keluarga ini. Jadi tidak menutup kemungkinan secara emosional bisa terkikis," tandas Anton.
medcom.id, Pangkalan Bun: Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification (DVI) Polri Kombes Pol Anton Castelani mengatakan, posko pusat identifikasi jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 tak dipindahkan ke RSUD Sultan Imanuddin. Posko identifikasi tetap berada di Surabaya.
"Tidak jadi (dipindahkan)," kata Anton di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1/2014).
Berbagai hal menjadi pertimbangan untuk memindahkan posko pusat identifikasi ke RSUD Sultan Imanuddin. Jelas Anton, sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai menjadi alasannya. Selain itu, Anton juga menyebut faktor efisiensi.
"Yang jelas untuk memindahkan fasilitas 'bedol desa' ke kemari itu tentu kita pertimbangkan faktor efisiensinya," tambah dia.
Terlebih, keluarga penumpang yag telah menjadikan Surabaya sebagai pusat informasi tentu juga harus dipikirkan. Jika dipindahkan ke Pangkalan Bun, tentu tempat untuk menmpung keluarga selama idetifikasi dilakukan juga harus dipikirkan.
"Kemudian dengan keadaan serba keterbatasan ini tentu secara fisik dan psikis akan sangat rawan bagi anggota keluarga ini. Jadi tidak menutup kemungkinan secara emosional bisa terkikis," tandas Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AND)