Ilustrasi peringatan maulid Nabi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi peringatan maulid Nabi. Foto: Medcom.id

Mengapa Arab Saudi Tidak Merayakan Maulid Nabi? Ini Alasannya

Annisa ayu artanti • 02 September 2025 15:08
Jakarta: Bagi umat Islam di banyak negara, Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati dengan doa bersama, ceramah, hingga perayaan budaya yang meriah. 
 
Namun berbeda halnya dengan Arab Saudi, negara itu justru tidak memperingati Maulid Nabi secara resmi. Mengapa demikian?

Konteks sejarah dan budaya

Merangkum dari laman Mabruk Tour, sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW dan pusat perkembangan Islam, Arab Saudi memiliki pendekatan yang sangat konservatif dalam beragama. 
 
Sejak lama, para ulama di sana menganggap perayaan Maulid Nabi sebagai bid’ah atau inovasi dalam ibadah yang tidak diajarkan secara langsung oleh Rasulullah.

Bagi mereka, tradisi Islam seharusnya lebih menekankan pada praktik ibadah pokok yang diajarkan Nabi, seperti shalat, puasa Ramadan, zakat, dan haji, ketimbang menambah bentuk perayaan baru.
 
Baca juga: Maulid Nabi 2025 Berapa Hijriah? Ini Jadwal hingga Sejarahnya

Pandangan ulama dan interpretasi keagamaan

Salah satu alasan utama Arab Saudi tidak merayakan Maulid Nabi adalah interpretasi keagamaan. Banyak otoritas keagamaan di negara itu berpendapat bahwa perayaan Maulid tidak memiliki dasar kuat dalam Al-Quran maupun Hadis.
 
Dengan otoritas keagamaan yang dominan, pandangan konservatif inilah yang kemudian diadopsi sebagai sikap resmi negara.

Fokus pada ibadah yang dianggap murni

Arab Saudi juga ingin menekankan ibadah yang dianggap lebih otentik sesuai ajaran Nabi. Dalam pandangan mereka, perayaan Maulid justru bisa menggeser fokus dari ibadah-ibadah utama.
 
Karena itu, masyarakat lebih diarahkan untuk memperbanyak amal ibadah seperti membaca Al-Quran, memperdalam sunnah, memperbanyak shalawat, hingga menjaga akhlak, dibanding menggelar perayaan Maulid dengan tradisi khusus.

Beda negara, beda tradisi

Meski tidak dirayakan di Arab Saudi, Maulid Nabi tetap menjadi momen penting bagi umat Islam di banyak belahan dunia. Di Indonesia misalnya, perayaan ini diwarnai dengan pengajian, zikir bersama, hingga tradisi budaya khas daerah.
 
Perbedaan ini mencerminkan kekayaan tradisi Islam yang beragam di seluruh dunia. Semua kembali pada interpretasi, budaya, dan cara masing-masing masyarakat dalam mengekspresikan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan