Jakarta: Ratusan warga yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dosen, hingga komunitas pecinta lingkungan berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih Pantai Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu, 3 Agustus 2024. Ratusan kilogram sampah organik dan anorganik berhasil dikumpulkan dari aksi itu.
Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah) menggagas aksi ini dengan melibatkan sejumlah partisipan. Antara lain, pelajar SMPN 3 Mesjid Raya, mahasiswa, dosen Universitas Syiah Kuala (USK), perusahaan rintisan (startup), dan beberapa komunitas pecinta lingkungan di Aceh.
“Acaranya kita gotong royong di pantai membersihkan sampah-sampah dalam keadaan terpilah. Karena, semua sampah ini akan kita bawa ke tempatnya masing-masing untuk di-recycle,” kata partisipan, Direktur Bank Sampah USK, Rama Herawati, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Para peserta memulai aksi memungut sampah di kawasan pantai dengan panjang hampir setengah kilometer. Lokasi tersebut berada kawasan pariwisata di depan Kawasan Industri Aceh (KIA).
Menurut Rama, sampah-sampah yang berserakan adalah residu makanan-minuman dari warga dan wisatawan. Antara lain botol air minum dan kemasan plastik, sisa makanan hingga limbah organik lainnya.
“Pencemaran di sini sangat gawat karena setiap (sela-sela) batu isinya sampah. Jadi, yang menikmati bumi ini meletakkan sampahnya ke bawah. Tak bertanggung jawab saja menurut saya,” ujar dia.
Oleh karena itu, kata dia, gerakan membersihkan sampah juga perlu diikuti dengan kegiatan edukasi tentang menjaga kebersihan dan pengolahan sampah. Terutama, edukasi yang menyasar generasi muda dan warga setempat.
Selain melakukan aksi bersih-bersih, Amanah juga melakukan edukasi kepada seluruh partisipan. Pengisi materi pada kesempatan itu adalah Water Sanitation and Hygiene (Wash) Consultant dari UNICEF, Yulian Gressando.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Amanah dalam sektor social movement bidang lingkungan. Langkah ini diharapkan dapat mengubah pola pikir generasi muda di Aceh ke depannya.
“Jadi, di sini yang paling penting adalah edukasi. Sekolah-sekolah kita jadikan mereka, adik-adik, duta lingkungan. Harus mengerti sampah itu harus diurus dengan baik. Kalau enggak diurus dengan baik seperti ini, waktu kita habis untuk membersihkan,” tutur Rama.
Jakarta: Ratusan warga yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dosen, hingga komunitas pecinta lingkungan berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih Pantai Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu, 3 Agustus 2024. Ratusan kilogram
sampah organik dan anorganik berhasil dikumpulkan dari aksi itu.
Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah) menggagas aksi ini dengan melibatkan sejumlah partisipan. Antara lain, pelajar SMPN 3 Mesjid Raya, mahasiswa, dosen Universitas Syiah Kuala (USK), perusahaan rintisan (
startup), dan beberapa komunitas pecinta lingkungan di Aceh.
“Acaranya kita gotong royong di pantai membersihkan sampah-sampah dalam keadaan terpilah. Karena, semua sampah ini akan kita bawa ke tempatnya masing-masing untuk di-
recycle,” kata partisipan, Direktur Bank Sampah USK, Rama Herawati, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Para peserta memulai aksi memungut sampah di kawasan pantai dengan panjang hampir setengah kilometer. Lokasi tersebut berada kawasan pariwisata di depan Kawasan Industri Aceh (KIA).
Menurut Rama, sampah-sampah yang berserakan adalah residu makanan-minuman dari warga dan wisatawan. Antara lain botol air minum dan kemasan plastik, sisa makanan hingga limbah organik lainnya.
“Pencemaran di sini sangat gawat karena setiap (sela-sela) batu isinya sampah. Jadi, yang menikmati bumi ini meletakkan sampahnya ke bawah. Tak bertanggung jawab saja menurut saya,” ujar dia.
Oleh karena itu, kata dia, gerakan membersihkan sampah juga perlu diikuti dengan kegiatan edukasi tentang menjaga kebersihan dan pengolahan sampah. Terutama, edukasi yang menyasar generasi muda dan warga setempat.
Selain melakukan aksi bersih-bersih, Amanah juga melakukan edukasi kepada seluruh partisipan. Pengisi materi pada kesempatan itu adalah
Water Sanitation and Hygiene (Wash) Consultant dari UNICEF, Yulian Gressando.
Seluruh rangkaian kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Amanah dalam sektor
social movement bidang lingkungan. Langkah ini diharapkan dapat mengubah pola pikir generasi muda di Aceh ke depannya.
“Jadi, di sini yang paling penting adalah edukasi. Sekolah-sekolah kita jadikan mereka, adik-adik, duta lingkungan. Harus mengerti sampah itu harus diurus dengan baik. Kalau enggak diurus dengan baik seperti ini, waktu kita habis untuk membersihkan,” tutur Rama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)