Ilustrasi. freepik
Ilustrasi. freepik

Gagal Ginjal Akut Menyerang Anak, Lakukan Hal Ini untuk Pencegahan

Adri Prima • 15 Oktober 2022 15:57
Jakarta: Gagal ginjal akut pada anak di Indonesia sedang menjadi perbincangan hangat. Bahkan laporan terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tercatat sudah ada 152 kasus dengan sebaran di 16 Provinsi Indonesia. Angka tersebut dinilai cukup tinggi dan membuat berbagai mitigasi untuk mengurangi kasus.
 
Sampai saat ini, Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa belum ada bukti pasti di balik dari gagal ginjal akut misterius yang sedang dialami oleh banyak anak di Indonesia ini.
 
Yanti Herman selaku Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sampaikan tanda utama seorang anak memiliki gejala gagal ginjal akut adalah volume air seni yang dinilai sedikit.

“Penurunan cepat dan tiba-tiba pada fungsi filtrasi atau penyaringan ginjal. Biasanya ini ditandai peningkatan konsentrasi kreatinin serum atau azotemia dalam kata lain peningkatan konsentrasi nitrogen urea darah. Penurunan itu bisa sampai tidak ada sama sekali produk urin,” jelas Yanti Herman pada konferensi pers daring, Jumat, 14 Oktober kemarin.
 
Berikut tanda awal gagal ginjal akut pada anak berdasarkan pengamatan Kemenkes:
 

1. Air seni berkurang


Disebut bahwa jika air seni berkurang dari 0,5 ml per kilogram dari berat badan seorang anak per 6 hingga 12 jam, orang tua harus mewaspadai gejala ini. Ditambah tidak ada urine yang keluar sama sekali pada siang hari di 6 hingga 8 jam pada anak.
 
“Kalau si anak air seninya sedikit atau sama sekali tidak pipis, orang tua harus membawa anaknya ke rumah sakit dengan segera,” kata Yanti Herman, pada konferensi pers daring, Jumat, 14 Oktober lalu.
 

2. Gejala lainnya


Selain soal sedikitnya air seni, gejala lainnya adalah demam, batuk, pilek, diare, muntah, serta urin berwarna gelap atau kecoklatan. Umumnya ditemukan pada anak di usia 0-18 tahun. Namun, umum terjadi pada umur 1-5 tahun.
 
Dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) selaku Ketua Pengurus Pusat IDAI membenarkan penjelasan gejala dari adanya gagal ginjal akut pada anak. Jika orang tua menemukan anak seperti itu, sebaiknya untuk menyegerakan pergi ke rumah sakit untuk ditinjau lebih lanjut.
 
“Contohnya jika anak berat badannya itu 10 kilogram, maka urine yang harusnya keluar adalah 10 cc per jam, yang artinya dalam 24 jam setidaknya si kecil pipis sebanyak 240 cc,” kata dr. Piprim dalam konferensi pers daring Jumat lalu.
 
Kemenkes mengimbau bahwa orang tua harus waspada dan perlu memantau anak-anak mereka yang di bawah 18 tahun memiliki gejala-gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut. Segera untuk dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dapat diketahui lebih pasti.

Pencegahan gagal ginjal akut pada anak


Untuk menghindarkan si kecil dari risiko penyakit ginjal, orangtua perlu melakukan langkah-langkah pencegahan pada faktor penyebabnya. Caranya yaitu:
 
- Cukupi kebutuhan cairan anak.
- Cegah dehidrasi pada anak, terutama saat sedang diare atau muntah-muntah.
- Kurangi paparan terhadap infeksi, termasuk saat kehamilan.
- Konsultasi seputar masalah genetik untuk mencegah penyakit ginjal yang diturunkan.
- Deteksi dini hipertensi dan diabetes pada anak.
- Bila anak sudah terkena penyakit ginjal, lakukan pengobatan dan kontrol secara teratur. Dokter juga melakukan penanganan pada hipertensi, anemia, dan proteinuria.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan