Secara teknis, DVI Polri memiliki sumber daya manusia yang didukung Inafis, dua dokter forensik Polri, tiga dokter forensik setempat, dan teknisi.
"Kesulitannya karena semua dikerjakan maraton dengan fasilitas dua meja pemeriksaan. Sementara kami melakukan dasar identifikasi," kata Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen dr A Nyoman Eddy Purnama Wirawan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Cianjur, Sabtu, 26 November 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, papar dia, kondisi jenazah yang rusak seiring berjalannya waktu menjadi tantangan. Eddy mengatakan pihaknya beruntung mendapat bantuan Inafis dalam pemeriksaan sidik jari.
Namun, kata dia, pemeriksaan akan menjadi lebih kompleks apabila sidik jari tidak dapat diidentifikasi sehingga menggunakan peralatan lebih, tenaga, dan biaya untuk pemeriksaan DNA, seperti temuan bagian tubuh yang tengah diidentifikasi DVI Polri saat ini.
"Menurut catatan kami ada tulang kepala, jadi agak susah," kata Eddy.
Baca Juga: Update! Korban Gempa Cianjur Bertambah Jadi 318 Tewas |
Eddy meminta masyarakat dan para keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk melapor ke Posko Pengaduan Orang Hilang atau Posko Ante Mortem DVI di Instalasi Forensik Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur.