Padang: Pada peringatan Hari Pers Nasional ke-32, Joko Widodo mencoba untuk menjadi seorang wartawan. Dia meminta pun salah satu wartawan untuk berpura-pura menjadi presiden.
Kemudian, Jokowi memanggil seorang wartawan, Muhammad Yusri Nur Raja Agam, untuk maju ke atas panggung. Jokowi menyampaikan, dirinya kerap dilontarkan pertanyaan oleh wartawan.
"Saya tuh sering ditanya wartawan dan kita tak siap. Sekarang ini saya minta Pak Yusri jadi presiden dan saya jadi wartawan, gantian mumpung hari pers," kata Jokowi dalam peringatan Hari Pers Nasional di Danau Cimpago, Padang, Sumatera Barat, Jumat, 9 Februari 2018.
Para tamu undangan dan insan pers pun bersorak mendengar ucapan Presiden tersebut. Yusri yang merupakan wartawan dari Surabaya itu langsung melontarkan pertanyaan kepada Jokowi. "Apa yang mau ditanya?" ucap Yusri.
Mendengar pertanyaan itu, Jokowi pun kaget. Pasalnya, ia sebagai presiden tak pernah berani bertanya kepada awak media.
Baca: Presiden 'Clingak-clinguk' di Ruang Wartawan Istana
Kemudian, Jokowi pun melontarkan pertanyaan kepada Yusri, "Bapak kan punya menteri 34. Menteri mana yang menurut Bapak anggap paling penting."
Yusri menjawab, "Semua menteri penting."
Jokowi pun menyebut jawaban Yusri seperti politikus. "Politik banget," ucap dia.
"Semua menteri penting tapi yang paling penting menteri yang bisa membuat presidennya nyaman," timpal Yusri.
Jokowi yang penasaran kembali mempertanyakan sosok menteri tersebut. "Menteri apa itu?" tanya Jokowi.
Yusri sempat kebingungan untuk menjawab pertanyaan itu. Ia pun menjawab menteri yang selalu mengurusi wartawan.
Tak puas dengan jawaban itu, Jokowi pun meminta Yusri lugas menjawabnya. "Bapak to the point saja Pak. Jangan mutar-mutar," ucap Jokowi.
Tapi, tak lama kemudian, Yusri lantas menjawab Kementerian Komunikasi dan Informasi yang dianggap paling penting.
Tak cukup sampai di situ, Presiden pun meminta alasannya.
Yusri menjawab, "Kalau sekarang Menkominfo. Karena supaya masyarakat menerima informasi dari desa ke kota, kota ke desa."
"Ini politik ndak ya," timpal Jokowi.
Jokowi pun kembali melontarkan pertanyaan kepada Yusri. Ia bertanya media apa yang mengesalkan.
Ia mengaku sering kesal dengan awak media yang melontarkan pertanyaan kepada dirinya. Menurut dia, setiap wawancara, pertanyaan awal selalu menyenangkan. Tapi, di tengah wawancara, selalu muncul pertanyaan yang sulit.
"Sekarang Pak Presiden, media apa yang paling menjengkelkan?" tanya Jokowi.
Yusri dengan lugas menjawab, "Media abal-abal."
Namun, Jokowi menyanggahnya. Menurut dia, tak ada media abal-abal di Istana Kepresidenan. Semua media terdaftar, namun dirinya tetap kerap merasa jengkel saat ditanya oleh wartawan Istana.
Sembari tertawa, Yusri pun menjawab Rakyat Merdeka sebagai media yang paling menyebalkan. "Pak Presiden ini blak-blakan ini persis sepeti saya," timpal Jokowi.
Presiden pun menanyakan alasan Yusri menyebut Rakyat Merdeka sebagai media yang menyebalkan.
Yusri menjawab, "Kalau rakyatnya merdeka itu kan pemimpinnya susah. Terlalu merdeka padahal kan ada aturannya."
Jokowi pun tertawa mendengar jawaban itu. Ia pun kemudian mengambil alih kembali jabatan Presiden dan memberikan sepeda kepada Yusri. "Sudah ambil sepedanya," kata Jokowi.
Padang: Pada peringatan Hari Pers Nasional ke-32, Joko Widodo mencoba untuk menjadi seorang wartawan. Dia meminta pun salah satu wartawan untuk berpura-pura menjadi presiden.
Kemudian, Jokowi memanggil seorang wartawan, Muhammad Yusri Nur Raja Agam, untuk maju ke atas panggung. Jokowi menyampaikan, dirinya kerap dilontarkan pertanyaan oleh wartawan.
"Saya tuh sering ditanya wartawan dan kita tak siap. Sekarang ini saya minta Pak Yusri jadi presiden dan saya jadi wartawan, gantian mumpung hari pers," kata Jokowi dalam peringatan Hari Pers Nasional di Danau Cimpago, Padang, Sumatera Barat, Jumat, 9 Februari 2018.
Para tamu undangan dan insan pers pun bersorak mendengar ucapan Presiden tersebut. Yusri yang merupakan wartawan dari Surabaya itu langsung melontarkan pertanyaan kepada Jokowi. "Apa yang mau ditanya?" ucap Yusri.
Mendengar pertanyaan itu, Jokowi pun kaget. Pasalnya, ia sebagai presiden tak pernah berani bertanya kepada awak media.
Baca: Presiden 'Clingak-clinguk' di Ruang Wartawan Istana
Kemudian, Jokowi pun melontarkan pertanyaan kepada Yusri, "Bapak kan punya menteri 34. Menteri mana yang menurut Bapak anggap paling penting."
Yusri menjawab, "Semua menteri penting."
Jokowi pun menyebut jawaban Yusri seperti politikus. "Politik banget," ucap dia.
"Semua menteri penting tapi yang paling penting menteri yang bisa membuat presidennya nyaman," timpal Yusri.
Jokowi yang penasaran kembali mempertanyakan sosok menteri tersebut. "Menteri apa itu?" tanya Jokowi.
Yusri sempat kebingungan untuk menjawab pertanyaan itu. Ia pun menjawab menteri yang selalu mengurusi wartawan.
Tak puas dengan jawaban itu, Jokowi pun meminta Yusri lugas menjawabnya. "Bapak to the point saja Pak. Jangan mutar-mutar," ucap Jokowi.
Tapi, tak lama kemudian, Yusri lantas menjawab Kementerian Komunikasi dan Informasi yang dianggap paling penting.
Tak cukup sampai di situ, Presiden pun meminta alasannya.
Yusri menjawab, "Kalau sekarang Menkominfo. Karena supaya masyarakat menerima informasi dari desa ke kota, kota ke desa."
"Ini politik ndak ya," timpal Jokowi.
Jokowi pun kembali melontarkan pertanyaan kepada Yusri. Ia bertanya media apa yang mengesalkan.
Ia mengaku sering kesal dengan awak media yang melontarkan pertanyaan kepada dirinya. Menurut dia, setiap wawancara, pertanyaan awal selalu menyenangkan. Tapi, di tengah wawancara, selalu muncul pertanyaan yang sulit.
"Sekarang Pak Presiden, media apa yang paling menjengkelkan?" tanya Jokowi.
Yusri dengan lugas menjawab, "Media abal-abal."
Namun, Jokowi menyanggahnya. Menurut dia, tak ada media abal-abal di Istana Kepresidenan. Semua media terdaftar, namun dirinya tetap kerap merasa jengkel saat ditanya oleh wartawan Istana.
Sembari tertawa, Yusri pun menjawab Rakyat Merdeka sebagai media yang paling menyebalkan. "Pak Presiden ini blak-blakan ini persis sepeti saya," timpal Jokowi.
Presiden pun menanyakan alasan Yusri menyebut Rakyat Merdeka sebagai media yang menyebalkan.
Yusri menjawab, "Kalau rakyatnya merdeka itu kan pemimpinnya susah. Terlalu merdeka padahal kan ada aturannya."
Jokowi pun tertawa mendengar jawaban itu. Ia pun kemudian mengambil alih kembali jabatan Presiden dan memberikan sepeda kepada Yusri. "Sudah ambil sepedanya," kata Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)