Jakarta: Fenomena seseorang atau sekelompok yang memiliki kedudukan layaknya kerajaan memang bermunculan dalam dua tahun terakhir. Pengamat Sosial Devie Rahmawati menyebut, fenomena ini kerap terjadi ketika situasi sedang krisis.
Devie menjelaskan, masyarakat secara kognisi membutuhkan penjelasan atas situasi krisis. Kemudian secara psikologis mereka membutuhkan ketenangan. Hal itulah yang kemudian membuat masyarakat menjadi pengikut kerajaan tersebut.
"Narasi yang dikeluarkan pendiri kerajaan adalah memastikan memberikan rasa aman, rasa nyaman bagi para pengikutnya," jelas Pengamat Sosial Devie Rahmawati dalam tayangan Metro Pagi Primetime di Metro TV, Jumat, 24 September 2021.
Alasan banyak bermunculan fenomena kerajaan antara lain karena adanya keinginan untuk membangun popularitas diri, dalam rangka penguatan budaya lokal, dan untuk tujuan penipuan. Penipuan dilakukan dengan jual beli gelar ataupun meminta persembahan dari para pengikutnya.
Baca juga: Jubir Baginda Buka Suara Soal Kehebohan Raja Titisan 'Angling Dharma'
Devie menyebut kerajaan kerap kali membohongi pengikutnya melalui simbol-simbol dan pemalsuan dokumen. Bukti-bukti tersebut dikatakan dapat menambah kepercayaan masyarakat untuk menjadi pengikut kerajaan.
"Kebohongan melalui simbol -simbol misalnya batu tertentu adalah warisan dari kerajaan yang diklaim sebagai kerajaannya dan penyusunan sejarah lewat pemalsuan dokumen," ujar Devie.
Masyarakat yang mempercayai kebohongan biasanya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Selain itu, adanya faktor aspek pendidikan yang relatif kurang memadai.
“Orang mudah mempercayai kebohongan karena pangkalnya adalah lemahnya pengetahuan,” katanya.
Seperti diketahui, warga Kabupaten Pandeglang, Banten, dihebohkan dengan kemunculan Kerajaan Angling Dharma, yang dipimpin oleh Iskandar Jamaludin Firdaus. Iskandar kerap dipanggil Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus.
Melansir Inibaru.id, Iskandar yang tinggal di Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang ini disebut-sebut berasal dari keluarga Kesultanan Banten. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Fenomena seseorang atau sekelompok yang memiliki kedudukan layaknya kerajaan memang bermunculan dalam dua tahun terakhir. Pengamat Sosial Devie Rahmawati menyebut, fenomena ini kerap terjadi ketika situasi sedang krisis.
Devie menjelaskan, masyarakat secara kognisi membutuhkan penjelasan atas situasi krisis. Kemudian secara psikologis mereka membutuhkan ketenangan. Hal itulah yang kemudian membuat masyarakat menjadi pengikut kerajaan tersebut.
"Narasi yang dikeluarkan pendiri kerajaan adalah memastikan memberikan rasa aman, rasa nyaman bagi para pengikutnya," jelas Pengamat Sosial Devie Rahmawati dalam tayangan Metro Pagi Primetime di Metro TV, Jumat, 24 September 2021.
Alasan banyak bermunculan fenomena kerajaan antara lain karena adanya keinginan untuk membangun popularitas diri, dalam rangka penguatan budaya lokal, dan untuk tujuan penipuan. Penipuan dilakukan dengan jual beli gelar ataupun meminta persembahan dari para pengikutnya.
Baca juga: Jubir Baginda Buka Suara Soal Kehebohan Raja Titisan 'Angling Dharma'
Devie menyebut kerajaan kerap kali membohongi pengikutnya melalui simbol-simbol dan pemalsuan dokumen. Bukti-bukti tersebut dikatakan dapat menambah kepercayaan masyarakat untuk menjadi pengikut kerajaan.
"Kebohongan melalui simbol -simbol misalnya batu tertentu adalah warisan dari kerajaan yang diklaim sebagai kerajaannya dan penyusunan sejarah lewat pemalsuan dokumen," ujar Devie.
Masyarakat yang mempercayai kebohongan biasanya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Selain itu, adanya faktor aspek pendidikan yang relatif kurang memadai.
“Orang mudah mempercayai kebohongan karena pangkalnya adalah lemahnya pengetahuan,” katanya.
Seperti diketahui, warga Kabupaten Pandeglang, Banten, dihebohkan dengan kemunculan
Kerajaan Angling Dharma, yang dipimpin oleh Iskandar Jamaludin Firdaus. Iskandar kerap dipanggil Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus.
Melansir Inibaru.id, Iskandar yang tinggal di Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang ini disebut-sebut berasal dari keluarga Kesultanan Banten. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)