Jakarta: Pakar epidemiologi Universitas Hasanuddin, Ridwan Amiruddin, menjelaskan petaka dari pasien isolasi mandiri (isoman) tanpa pengawasan pemerintah. Pasien isoman sejatinya perlu diawasi untuk mencegah perburukan kondisi.
"Isolasi mandiri itu adalah tanggung jawab negara. Karena yang isolasi mandiri itu adalah warga yang sehat, yang perlu penanganan juga," kata Ridwan dalam diskusi virtual bertajuk 'PPKM End Game', Sabtu, 24 Juli 2021.
Ridwan menilai menganjurkan isoman bagi pasien covid-19 gejala ringan dan sedang sebagai jalan sunyi kematian. Sebab, pasien isoman kerap tak terpantau ketika terjadi perburukan dan berakhir tidak mendapat penanganan.
"Tidak ada yang menjemput, tidak ada melayani mereka," ujar Ridwan.
Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Kesehatan dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) ini mengatakan isolasi yang terpusat sejatinya lebih mumpuni. Langkah itu, kata Ridwan, mestinya tetap diadopsi hingga kondisi saat ini.
"Sehingga, tidak jatuh korban yang lebih banyak, itulah yang memberi kontribusi mengapa kematian semakin meningkat dan seterusnya," ucap Ridwan.
Baca: Pemprov Jatim Gelontorkan Ratusan Miliar Rupiah untuk Karantina TKI
Dia meminta tanggung jawab isoman tak dikembalikan ke masyarakat. Peran pemerintah mesti maksimal dalam menangani pasien covid-19.
"Jangan membiarkan masyarakat ini menyelesaikan pandeminya sendiri, itu poin yang kedua. Butuh sense of crisis, butuh kesungguhan, butuh keseriusan mengelola pandemi ini," kata Ridwan.
Jakarta: Pakar epidemiologi Universitas Hasanuddin, Ridwan Amiruddin, menjelaskan petaka dari pasien isolasi mandiri (
isoman) tanpa pengawasan pemerintah. Pasien isoman sejatinya perlu diawasi untuk mencegah perburukan kondisi.
"Isolasi mandiri itu adalah tanggung jawab negara. Karena yang isolasi mandiri itu adalah warga yang sehat, yang perlu penanganan juga," kata Ridwan dalam diskusi virtual bertajuk 'PPKM End Game', Sabtu, 24 Juli 2021.
Ridwan menilai menganjurkan isoman bagi pasien covid-19 gejala ringan dan sedang sebagai jalan sunyi kematian. Sebab, pasien isoman kerap tak terpantau ketika terjadi perburukan dan berakhir tidak mendapat penanganan.
"Tidak ada yang menjemput, tidak ada melayani mereka," ujar Ridwan.
Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Kesehatan dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) ini mengatakan isolasi yang terpusat sejatinya lebih mumpuni. Langkah itu, kata Ridwan, mestinya tetap diadopsi hingga kondisi saat ini.
"Sehingga, tidak jatuh korban yang lebih banyak, itulah yang memberi kontribusi mengapa kematian semakin meningkat dan seterusnya," ucap Ridwan.
Baca:
Pemprov Jatim Gelontorkan Ratusan Miliar Rupiah untuk Karantina TKI
Dia meminta tanggung jawab isoman tak dikembalikan ke masyarakat. Peran pemerintah mesti maksimal dalam menangani pasien
covid-19.
"Jangan membiarkan masyarakat ini menyelesaikan pandeminya sendiri, itu poin yang kedua. Butuh
sense of crisis, butuh kesungguhan, butuh keseriusan mengelola pandemi ini," kata Ridwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)