medcom.id, Jakarta: Warga Kalimalang, Jakarta Timur, punya cara sendiri buat memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71. Mereka menggelar lomba panjat pinang di tengah sungai yang mengalir.
Aktivitas panjat pinang di tengah sungai, terekam jelas ketika Metrotvnews.com melintas di Jalan Inspeksi Saluran, Kalimalang. Perlombaan itu cukup mencuri perhatian pengguna jalan.
Warga menancapkan batang pohon pinang dengan kemiringan 45 derajat ke arah tengah sungai. Meski tidak menancap secara vertikal, toh sejumlah remaja tetap tampak sangat kesulitan meraih hadiah yang tergantung di ujung batang pohon pinang. Berkali-kali para pemanjat harus tercebur ke sungai. Tapi, itu justru jadi hiburan tersendiri bagi warga yang menonton di tepian kali.
Panas terik matahari yang menyengat, tak menyurutkan semangat para pemanjat buat meraih hadiah yang ada di ujung batang pohon pinang. Mereka rela setengah telanjang di siang bolong.
Para pemanjat tengah berusaha meraih hadiah di ujung batang pohon pinang. Foto: Arga Sumantri/Metrotvnews.com.
Begitupun para penonton. Mereka rela berpanas-panasan di tepian kali buat menyaksikan kegiatan yang cuma ada setahun sekali itu. Sesekali, tawa dan riuh sorakan penonton mengemuka ketika melihat para pemanjat terjatuh dan nyebur ke kali.
"Ini memang tradisi warga sini, sudah lama," ungkap Hamid, salah seorang warga yang menonton saat berbincang dengan Metrotvnews.com di Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (17/8/2016).
Menurut Hamid, warga yang biasa melakukan lomba panjat pinang berasal dari RT9, 10,dan 11 RW 02. Selain itu, ada pula warga RW 12 yang turut menyelenggarakan hal serupa. Mereka masuk wilayah administrasi Kelurahan Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur.
Pembeda Tradisi Panjat Pinang
Ada pemandangan berbeda dalam tradisi panjat pinang di tengah sungai yang dilakukan warga Kalimalang. Sejumlah alat berat dan beton-beton menghiasai tepian lokasi lomba. Alat berat itu tengah mengerjakan megaproyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di jalur Kalimalang.
Walhasil, kenyamanan warga menonton sedikit terganggu akibat proyek itu. Selain itu, jalan raya di sekitar lokasi lomba, juga jadi lebih macet. Sudah jalan menyempit akibat pengerjaan proyek, sejumlah warga malah membuka lahan parkir motor bagi para penonton yang ingin menyaksikan lomba panjat pinang di tengah sungai.
Seorang remaja tengah berjalan di atas batang pohon pinang untuk meraih hadiah. Foto: Arga Sumantri/Metrotvnews.com.
Proyek Tol Beca Kayu juga membikin perayaan lomba di Kalimalang, tak semeriah dulu. Seorang warga lainnya, Affandi mengakui hal itu. Kata dia, lomba jadi tak ramai lagi sebab ada beberapa lokasi di aliran Kalimalang yang sudah tidak bisa digunakan untuk lomba. Hal itu karena terhalang oleh bangunan dan material proyek Tol Becakayu.
"Dulu setiap RT ngadain di sepanjang jalur. Di jalur ini saja bisa sepuluh tiang (panjat). Tahun ini sih kayaknya sudah berkurang. Mungkin karena Tol Becakayu ini," kata Affandi saat tengah asyik menonton.
Tapi, warga tak peduli. Yang penting tradisi panjat pinang di tengah sungai masih bisa berlangsung. Selain panjat pinang, di beberapa titik lainnya juga tampak dibuat arena adu bantal. Bermodalkan bambu seadanya, arena adu bantal di tengah sungai. Lomba tak hanya diikuti para remaja, nampak sejumlah anak-anak juga ikut bermain.
Sungai yang masih mengalir, seolah tak jadi penghalang. Mereka justru nampak lihai mengondisikan diri saat tercebur ke sungai di tengah lomba.
Hadiah yang disediakan panitia cukup membikin peserta semangat. Panitia menyiapkan hadiah seperti kompor gas dan dispenser yang tergantung di ujung batang pohon pinang.
medcom.id, Jakarta: Warga Kalimalang, Jakarta Timur, punya cara sendiri buat memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71. Mereka menggelar lomba panjat pinang di tengah sungai yang mengalir.
Aktivitas panjat pinang di tengah sungai, terekam jelas ketika
Metrotvnews.com melintas di Jalan Inspeksi Saluran, Kalimalang. Perlombaan itu cukup mencuri perhatian pengguna jalan.
Warga menancapkan batang pohon pinang dengan kemiringan 45 derajat ke arah tengah sungai. Meski tidak menancap secara vertikal, toh sejumlah remaja tetap tampak sangat kesulitan meraih hadiah yang tergantung di ujung batang pohon pinang. Berkali-kali para pemanjat harus tercebur ke sungai. Tapi, itu justru jadi hiburan tersendiri bagi warga yang menonton di tepian kali.
Panas terik matahari yang menyengat, tak menyurutkan semangat para pemanjat buat meraih hadiah yang ada di ujung batang pohon pinang. Mereka rela setengah telanjang di siang bolong.
Para pemanjat tengah berusaha meraih hadiah di ujung batang pohon pinang. Foto: Arga Sumantri/Metrotvnews.com.
Begitupun para penonton. Mereka rela berpanas-panasan di tepian kali buat menyaksikan kegiatan yang cuma ada setahun sekali itu. Sesekali, tawa dan riuh sorakan penonton mengemuka ketika melihat para pemanjat terjatuh dan nyebur ke kali.
"Ini memang tradisi warga sini, sudah lama," ungkap Hamid, salah seorang warga yang menonton saat berbincang dengan
Metrotvnews.com di Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (17/8/2016).
Menurut Hamid, warga yang biasa melakukan lomba panjat pinang berasal dari RT9, 10,dan 11 RW 02. Selain itu, ada pula warga RW 12 yang turut menyelenggarakan hal serupa. Mereka masuk wilayah administrasi Kelurahan Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur.
Pembeda Tradisi Panjat Pinang
Ada pemandangan berbeda dalam tradisi panjat pinang di tengah sungai yang dilakukan warga Kalimalang. Sejumlah alat berat dan beton-beton menghiasai tepian lokasi lomba. Alat berat itu tengah mengerjakan megaproyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di jalur Kalimalang.
Walhasil, kenyamanan warga menonton sedikit terganggu akibat proyek itu. Selain itu, jalan raya di sekitar lokasi lomba, juga jadi lebih macet. Sudah jalan menyempit akibat pengerjaan proyek, sejumlah warga malah membuka lahan parkir motor bagi para penonton yang ingin menyaksikan lomba panjat pinang di tengah sungai.
Seorang remaja tengah berjalan di atas batang pohon pinang untuk meraih hadiah. Foto: Arga Sumantri/Metrotvnews.com.
Proyek Tol Beca Kayu juga membikin perayaan lomba di Kalimalang, tak semeriah dulu. Seorang warga lainnya, Affandi mengakui hal itu. Kata dia, lomba jadi tak ramai lagi sebab ada beberapa lokasi di aliran Kalimalang yang sudah tidak bisa digunakan untuk lomba. Hal itu karena terhalang oleh bangunan dan material proyek Tol Becakayu.
"Dulu setiap RT ngadain di sepanjang jalur. Di jalur ini saja bisa sepuluh tiang (panjat). Tahun ini sih kayaknya sudah berkurang. Mungkin karena Tol Becakayu ini," kata Affandi saat tengah asyik menonton.
Tapi, warga tak peduli. Yang penting tradisi panjat pinang di tengah sungai masih bisa berlangsung. Selain panjat pinang, di beberapa titik lainnya juga tampak dibuat arena adu bantal. Bermodalkan bambu seadanya, arena adu bantal di tengah sungai. Lomba tak hanya diikuti para remaja, nampak sejumlah anak-anak juga ikut bermain.
Sungai yang masih mengalir, seolah tak jadi penghalang. Mereka justru nampak lihai mengondisikan diri saat tercebur ke sungai di tengah lomba.
Hadiah yang disediakan panitia cukup membikin peserta semangat. Panitia menyiapkan hadiah seperti kompor gas dan dispenser yang tergantung di ujung batang pohon pinang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)