Petugas Kesehatan meneteskan vaksin polio pada seorang balita pada Pekan Imunisasi Nasional 2016 di Pos PIN kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/3). Foto: ANTARA FOTO/Teresia May/ama.
Petugas Kesehatan meneteskan vaksin polio pada seorang balita pada Pekan Imunisasi Nasional 2016 di Pos PIN kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/3). Foto: ANTARA FOTO/Teresia May/ama.

Vaksin Kemenkes Tidak Bisa Dipalsukan

Wanda Indana • 27 Juni 2016 22:53
medcom.id, Jakarta: Direktur Pemasaran PT Biofarma Mahendra Suhardono menegaskan, vaksin Kementerian Kesehatan tidak bisa dipalsukan. PT Biofarma memproduksi vaksin buat program Kemenkes dengan teknologi tinggi.
 
Mahendra menjelaskan, ada dua jenis vaksin yang beredar di masyarakat. Pertama, vaksin yang diproduksi PT Biofarma seperti vaksin BCG, Campak, Polio, Hepatitis B dan Tetanus Toksoid. Vaksin ini gratis untuk program imunisasi nasional. Kedua, vaksin impor dari luar negeri dan harganya mahal.
 
"Vaksin biofarma tidak ada yang dipalsukan. Karena menurut pengakuan tersangka, vaksin biofarma hanya digunakan sebagai oplosan untuk membuat vaksin impor," kata Mahendra dalam rapat dengan Komisi IX DPR di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (27/6/2016).

Mahendra menambahkan, jenis vaksin impor yang beredar diburu kalangan menengah atas di perkotaan. Vaksin impor juga belum masuk ke dalam program vaksinisasi pemerintah. Menurut dia, vaksin jenis ini yang dipalsukan oleh pelaku pemalsu vaksin di Bekasi, Jawa Barat.
 
"Pemerintah belum mewajibkan, tapi karena vaksin impornya sudah ada, ya silakan (digunakan). Nah di sini ada kesalahapaham, jadi sepertinya vaksiniasi itu semua palsu, bukan begitu persoalannya. Vaksinasi yang dicover pemerintah dalam hal ini Kemenkes itu asli," beber Mahendra.
 
Saat kasus pemalsuan vaksin palsu mencuat ke publik, Mahendra mengungkapkan pihaknya mendatangi Bareskrim dengan membawa sample vaksin. Di Bareskrim, Mahendra diizinkan mencocokan sample vaksin Biofarma dengan vaksin yang diamankan Bareskrim dari tangan tersangka pemalsu vaksin.
 
"Kita inisiatif datang ke Bareskrim. Petugas cocokan sample kita dengan yang ada di Bareskrim, kita juga lihat kemasan dan labelnya. Kesimpulan sementara, vaksin biofarma tidak ada yang dipalsukan. Namun ini bukan bermaksud mendahulukan penyelidikan Bareskrim," imbuh Mahendra.
 
Lagipula, lanjut Mahendra, pemalsuan vaksin pemerintah tidak masuk akal. Sebab, harga vaksin pemerintah murah, bahkan gratis untuk masyarakat. Harga vaksin pemerintah seharga Rp13 ribu per dosis. Sementara vaksin impor seharga ratusan ribu hingga Rp1 juta.
 
"Secara logika memalsukan vaksin biofarma buat apa? harganya murah, pemerintah sudah mengratiskan, fasilitas cukup, seluruh indonesia sudah dicover.  Masuk akal kalau yang dipalsukan vaksin yang mahal," ungkap Mahendra.
 
Mahendra menegaskan hal yang membuktikan vaksin pemerintah asli, adalah vaksin yang diproduksi PT Biofarma sudah melalui terknologi mukhtahir. Kandungan yang ada di dalam vaksin pemerintah memiliki kepadatan beku kering.
 
"Seperti vaksin BCG dan vaksin campak, itu beku kering, di dalam botol vakum. Kalau dibuka tutupnya, dia mencair tidak beku lagi, bisa rusak. Tidak mungkin dipalsukan apalagi dengan dibuat dengan formula sendiri," terang Mahendra.
 
Selain itu, kemasan vaksin pemerintah dibikin dari bahan khusus. "Vaksin biofarma kemasannya khusus, tidak dijual di mana-mana, mereka (pelaku) enggak bisa (memalsukan). Sekali pakai langsung rusak, jadi enggak dipakai berulang, kita yakin vaksin pemerintah enggak dipalsukan," tandas Mahendra.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan