medcom.id, Jakarta: Sepanjang pagi ini masyarakat Indonesia bergembira merayakan kembali mampirnya tamu istimewa. Untuk kali ke dua, Indonesia menjadi salah satu tuan rumah fenomena alam super langka, gerhana matahari total (GMT)
Bukan hanya di Belitung, Palembang, Palangkaraya, Balikpapan, Sigi dan Tertate warga berbondong-bondong keluar rumah menyaksikan matahari tertutup bulan secara sempurna. Tapi di Jakarta, Surakarta, Medan, Bali, Makassar dan berbagai daerah lain walau gerhana yang tampak adalah sebagian. Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla pun tidak ketinggalan.
Sebagian besar lainnya memilih menyaksikan detik-detik gerhana matahari total dari siaran langsung di layar televisi, Rabu (9/3/2016). Nyatakan fenomena ini juga bisa 'diamati' di media sosial.
Aneka ragam komentar kekaguman, ungkapan takjub, ajakan sholat sunnah gerhana hingga meme kocak menyemuburat di banyak linimasa berbagai media sosial. Tidak ketinggalan foto-foto hasil jepretan warga tentang proses bulan menutupi matahari yang menakjubkan, serta tingkah polah penonton yang ada-ada saja.
Jajaran trending topic terkait GMT sudah 'nangkring' sejak awal pagi. Tak tanggung-tanggung, tanda pagar yang merupakan singkatan berbahasa Indonesia, yakni #GMT2016 menduduki puncak peringkat topic dunia (worldwide).
Selain #GMT2016, hashtag #GerhanaMatahariTotal dan #AllahuAkbar juga banyak diakses sebagai penanda di Twitter Indonesia.
Perayaan serentak ini sangat berbanding terbalik dengan fenomena GMT 1983 silam. Perbedaan kebijakan pemerintah yang kali ini menganggap GMT sebagai fenomena yang membanggakan membuat suasana semakin berkesan.
Kebanggaan dan kegembiraan yang sudah sepantasnya. Menurut prediksi para ahli astronomi, paling cepat pada April 2023 Indonesia kembali akan dilintasi gerhana matahari total. Masalahnya soal usia, kan belum tentu tujuh tahun lagi kita dapat menyaksikan secara langsung seperti hari ini.
medcom.id, Jakarta: Sepanjang pagi ini masyarakat Indonesia bergembira merayakan kembali mampirnya tamu istimewa. Untuk kali ke dua, Indonesia menjadi salah satu tuan rumah fenomena alam super langka, gerhana matahari total (GMT)
Bukan hanya di Belitung, Palembang, Palangkaraya, Balikpapan, Sigi dan Tertate warga berbondong-bondong keluar rumah menyaksikan matahari tertutup bulan secara sempurna. Tapi di Jakarta, Surakarta, Medan, Bali, Makassar dan berbagai daerah lain walau gerhana yang tampak adalah sebagian.
Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla pun tidak ketinggalan.

Sebagian besar lainnya memilih menyaksikan detik-detik gerhana matahari total dari siaran langsung di layar televisi, Rabu (9/3/2016). Nyatakan fenomena ini juga bisa 'diamati' di media sosial.
Aneka ragam komentar kekaguman, ungkapan takjub, ajakan sholat sunnah gerhana hingga meme kocak menyemuburat di banyak linimasa berbagai media sosial. Tidak ketinggalan foto-foto hasil jepretan warga tentang proses bulan menutupi matahari yang menakjubkan, serta tingkah polah penonton yang ada-ada saja.
Jajaran trending topic terkait GMT sudah 'nangkring' sejak awal pagi. Tak tanggung-tanggung, tanda pagar yang merupakan singkatan berbahasa Indonesia, yakni #GMT2016 menduduki puncak peringkat topic dunia (worldwide).
Selain #GMT2016, hashtag #GerhanaMatahariTotal dan #AllahuAkbar juga banyak diakses sebagai penanda di Twitter Indonesia.
Perayaan serentak ini
sangat berbanding terbalik dengan fenomena GMT 1983 silam. Perbedaan kebijakan pemerintah yang kali ini menganggap GMT sebagai fenomena yang membanggakan membuat suasana semakin berkesan.
Kebanggaan dan kegembiraan yang sudah sepantasnya. Menurut prediksi para ahli astronomi, paling cepat pada April 2023 Indonesia kembali akan dilintasi gerhana matahari total. Masalahnya soal usia, kan belum tentu tujuh tahun lagi kita dapat menyaksikan secara langsung seperti hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)