Kondisi permukiman warga dan sarana publik pascabanjir bandang di Kabupaten Agam, Sabtu malam, 11 Mei 2024. (Dok BPBD Kab Agam)
Kondisi permukiman warga dan sarana publik pascabanjir bandang di Kabupaten Agam, Sabtu malam, 11 Mei 2024. (Dok BPBD Kab Agam)

Banjir Bandang di Sumatra Barat Menimbulkan Banyak Korban, Ini Penjelasan Ahli

Imanuel R Matatula • 14 Mei 2024 20:00
Jakarta: Ahli Mitigasi Bencana Geologi, Surono, mengungkapkan penyebab banjir bandang di Sumatra Barat menimbulkan banyak korban luka, hilang, hingga meninggal dunia. Banjir bandang ini bercampur dengan material vulkanik yang menambah keparahan dari jalur-jalur yang dilewati, dan ditambah curah hujan tinggi di wilayah Sumatra Barat pada sore serta malam hari saat masyarakat beristirahat.
 
“Ini bukan banjir bandang biasa, tetapi banjir bandang yang bercampur material vulkanik. Dia kental kaya semen, lebih encer sedikit, sehingga daya dorong material berat seperti batu, pepohonan dampaknya akan sangat fatal,” kata Surono dalam tayangan Metro TV, Selasa 14 Mei 2024.
 
Surono menyampaikan batu terlihat seperti mengapung saat banjir bandang menerjang kawasan tersebut. Dia menilai fenomena ini memperlihatkan betapa ringannya batu dan kuatnya dorongan air bercampur material vulkanik, serta menimbulkan daya rusak terhadap lingkungan dan tempat-tempat yang dilewati sangat tinggi.

“Di samping itu, menggerus dasar arus sungai maupun tebingnya, sehingga semakin lama semakin banyak, volumenya semakin tinggi, semakin kental, dan daya terjangnya sedemikian hebat,” tutur Surono.
 
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, membenarkan analisis Surono terkait penyebab banjir lahar dingin di Sumatra Barat. Menurut dia, memang terjadi hujan dengan kategori sedang dan sangat lebat di Sumatra Barat secara umum.
 
“Di lokasi, kami catat mencapai 138 milimeter per hari ini sudah masuk kategori sangat lebat, di atas 100 millimeter per hari,” ucap Andri.
 
Baca Juga: 27 Orang Hilang usai Banjir Bandang, BNPB Maksimalkan Golden Time Pencarian

Menurut pantauan BMKG dari pukul 15.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB, kata dia, hujan di daerah Sumatra Baratdan pihaknya telah memprediksi hal tersebut sejak 6 Mei 2024.
 
“Pemicunya saat itu terdapat pola sirkulasi siklonik di sekitar perairan Aceh memanjang mulai dari Barat Sumatera hingga Aceh, dan ini mengakibatkan belokan angin. Sekitar Sumatera bagian Tengah hingga Utara mengakibatkan penumpukan massa udara yang mendukung pertumbuhan awan hujan,” tutur Andri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan