medcom.id, Jakarta: Di usianya yang masih 13 tahun, Zanette Kalila Azaria (Anet) harus mengalami peristiwa yang sangat traumatis. Peristiwa perampokan yang menimbulkan korban tewas di rumahnya, Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Jakarta Timur, Senin 26 Desember, masih lekat di ingatannya.
Anet menyaksikan sendiri bagaimana kasus perampokan itu menewaskan ayahnya, Dody Triono, 59, serta dua saudaranya, Diona Arika Andra Putri, 16, dan Dianita Gemma Dzalfayla, 9.
Namun, sungguh luar biasa. Anet begitu tegar menghadapi pengalaman hidup yang mengerikan tersebut. Hal itu terlihat saat guru serta puluhan teman sekolahnya di SMP Bakti Mulia 400 mengunjunginya di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Kamis (29/12/2016).
Meski tak bertemu langsung, ibunda Zanette, Almyanda Saphira, menyampaikan keinginan anak kedua dari Dody Triono itu. "Alhamdulillah Anet kuat banget. Dia malah minta seragam, pingin sekolah," ujar Vira, begitu Almyanda disapa, diikuti tangis di lobi rumah sakit.
Sembari memeluk wali kelas Anet, Novi Fitriani, Vira menyampaikan terima kasih kepada guru serta teman-teman Anet yang telah memberikan dukungan moril kepada Anet. "Saya enggak bisa ngomong apa-apa. Saya kagum sama Anet, banyak yang datang menjenguk. Ini anugerah buat saya."
Anet dikenal sebagai sosok periang, meski memiliki keterbatasan lantaran penyandang tunawicara. Belajar di sekolah umum pun atas pilihan Anet.
"Awalnya saya takut kalau dia sekolah di sekolah biasa. Takut diledekin sama temannya, tapi sekarang dia sekolah di tempat biasa. Masya Allah, banyak yang sayang," ujar Vira.
Menurut Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Wahyu Hartomo, kehadiran orang-orang terdekat seperti guru dan teman sangat membantu pemulihan trauma Anet. "Pemerintah bersama sekolah akan melakukan pendampingan tenaga psikolog," ujarnya.
Hal senada diampaikan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni'am Sholeh. "Keluarga besarnya bersama pihak sekolah perlu membesarkan hati dan jiwanya."
Secara terpisah, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pun menyatakan pihaknya siap memberikan bantuan dari tim psikososial Kemensos.
Kapolda Metro Jaya, Irjen M. Iriawan, pun ikut memberikan dukungan moril kepada Anet. Ia mengunjungi Anet di rumah sakit di kamar 238 kemarin sore.
Kepada Kapolda, lewat bahasa isyarat, Anet mengucapkan terima kasih kepada polisi yang telah menangkap pelaku.
Anet juga berjanji akan tetap bersemangat. Kini ia ingin segera sembuh dan pulang ke rumah. "Semoga kamu cepat sehat dan bisa sekolah lagi ya," balas Iriawan sembari mengusap kepala Anet. (Media Indonesia)
medcom.id, Jakarta: Di usianya yang masih 13 tahun, Zanette Kalila Azaria (Anet) harus mengalami peristiwa yang sangat traumatis. Peristiwa perampokan yang menimbulkan korban tewas di rumahnya, Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Jakarta Timur, Senin 26 Desember, masih lekat di ingatannya.
Anet menyaksikan sendiri bagaimana kasus perampokan itu menewaskan ayahnya, Dody Triono, 59, serta dua saudaranya, Diona Arika Andra Putri, 16, dan Dianita Gemma Dzalfayla, 9.
Namun, sungguh luar biasa. Anet begitu tegar menghadapi pengalaman hidup yang mengerikan tersebut. Hal itu terlihat saat guru serta puluhan teman sekolahnya di SMP Bakti Mulia 400 mengunjunginya di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Kamis (29/12/2016).
Meski tak bertemu langsung, ibunda Zanette, Almyanda Saphira, menyampaikan keinginan anak kedua dari Dody Triono itu. "Alhamdulillah Anet kuat banget. Dia malah minta seragam, pingin sekolah," ujar Vira, begitu Almyanda disapa, diikuti tangis di lobi rumah sakit.
Sembari memeluk wali kelas Anet, Novi Fitriani, Vira menyampaikan terima kasih kepada guru serta teman-teman Anet yang telah memberikan dukungan moril kepada Anet. "Saya enggak bisa ngomong apa-apa. Saya kagum sama Anet, banyak yang datang menjenguk. Ini anugerah buat saya."
Anet dikenal sebagai sosok periang, meski memiliki keterbatasan lantaran penyandang tunawicara. Belajar di sekolah umum pun atas pilihan Anet.
"Awalnya saya takut kalau dia sekolah di sekolah biasa. Takut diledekin sama temannya, tapi sekarang dia sekolah di tempat biasa. Masya Allah, banyak yang sayang," ujar Vira.
Menurut Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Wahyu Hartomo, kehadiran orang-orang terdekat seperti guru dan teman sangat membantu pemulihan trauma Anet. "Pemerintah bersama sekolah akan melakukan pendampingan tenaga psikolog," ujarnya.
Hal senada diampaikan Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni'am Sholeh. "Keluarga besarnya bersama pihak sekolah perlu membesarkan hati dan jiwanya."
Secara terpisah, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pun menyatakan pihaknya siap memberikan bantuan dari tim psikososial Kemensos.
Kapolda Metro Jaya, Irjen M. Iriawan, pun ikut memberikan dukungan moril kepada Anet. Ia mengunjungi Anet di rumah sakit di kamar 238 kemarin sore.
Kepada Kapolda, lewat bahasa isyarat, Anet mengucapkan terima kasih kepada polisi yang telah menangkap pelaku.
Anet juga berjanji akan tetap bersemangat. Kini ia ingin segera sembuh dan pulang ke rumah. "Semoga kamu cepat sehat dan bisa sekolah lagi ya," balas Iriawan sembari mengusap kepala Anet. (
Media Indonesia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)