Ridwan Kamil (Foto:MI/Bary Fathahilah)
Ridwan Kamil (Foto:MI/Bary Fathahilah)

Ridwan Kamil Akui Sulit Mencari Keseimbangan dengan Alam

Lukman Diah Sari • 11 Oktober 2016 23:36
medcom.id, Bali: Wali Kota Bandung Ridwal Kamil menjadi pembicara dalam simposium bertajuk "Menjalin Sejarah, Ruang Kota, dan Gerakan Budaya," di ajang World Culture Forum (WCF) 2016, di Bali.
 
Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil mengatakan, hal tersulit dalam hidup adalah mencari keseimbangan dengan alam.
 
"Dalam hidup ini hal yang paling sulit adalah mencari keseimbangan. Dalam sustainable development itu ada tiga yakni ekonomi, lingkungan, dan manusia," kata Kang Emil, di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua Hotel, Badung, Bali, Selasa (11/10/2016).

Emil menyebut, selama ini fokus negara berkembang hanya pada pembangunan ekonomi, cenderung mengabaikan faktor sosial dan lingkungan. Padahal, faktor sosial dan lingkungan memiliki peran penting dalam menyelaraskan kehidupan.
 
"Di Bandung, kita kembalikan sustainable development ini dengan budaya. Keharmonisan antara alam, Tuhan, dan manusia," tuturnya.
 
Keharmonisan antar manusia misalnya, saling menyapa dan bersilaturahmi. Keharmonisan dengan alam di Bandung, dilakukan dengan membersihkan sungai.
 
"Pohon-pohon dan sayuran ditanam lagi, meskipun di tengah kota. Sebagai bentuk keseimbangan harmoni dengan Tuhan, saya meresmikan rumah ibadah seperti gereja," jelasnya.
 
Bila ketiga sendi yaitu maka harmoni dengan alam, Tuhan, dan manusia terjalin,  maka kebahagiaan yang hakiki diyakini bakal memenuhi ruang manusia.
 
"Kalau itu tidak dilaksanakan manusia hanya akan menjadi robot, hidupnya hanya mencari makan, selesai. Padahal hidup di dunia ini kan tidak hanya untuk makan. Dan itu harapannya bisa diikuti kota-kota se-Indonesia," bebernya.
 
Selain itu, jika ketiga harmoni tersebut disatukan, maka akan menciptakan keharmonisan dalam bentuk generasi muda yang berkarakter. Emil mencontohkan, di Bandung terdiri atas 151 kelurahan yang berarti terdapat 151 Karang Taruna. Ratusan Karang Taruna itu, bakal ditugaskan untuk meningkatkan kreativitas.
 
"Jadi kita punya instrumen organisasi. Tanpa instrumen organisasi, kita hanya kampanye-kampanye saja. Di Bandung, kita gunakan instrumen organisasi sebagai agen perubahan," jelasnya.
 
Sementara, dari sisi sosial budaya, di Bandung digelar  festival budaya lokal sebagai wadah silaturahmi.
 
Kang Emil berharap, melalui WCF 2016 yang bertajuk Culture for an Inclusive Sustainable Planet ini bisa membawa angin segar dan perubahan. Jangan sampai, ajang internasional ini hanya menjadi wacana perubahan saja.
 
"WCF itu intinya memberikan pesan. Jadi, mestinya ada pesan yang sampai dan memberikan perubahan," ucap dia.
 
"Walaupun negeri kita belum maju, belum sekeren negara maju lainnya, tapi kebahagiaan itu kita tunjukkan. Itu yang paling penting. Manusia boleh miskin, tapi dia harus bahagia," kata Emil.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan