Efek Pembatasan Kegiatan Masyarakat Terlihat pada Minggu Keempat

Jakarta: Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19, Wiku Adisasmito, menyebut efek pembatasan kegiatan masyarakat terlihat pada minggu keempat pelaksanaan. Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 ini berdasarkan pengalaman pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Wiku mencontohkan PSBB ketat DKI Jakarta yang diterapkan selama empat pekan. Kasus covid-19 masih meningkat hingga minggu ketiga dan baru turun pada minggu keempat. Tren serupa juga terjadi pada PPKM jilid pertama (18-24 Januari 2021) dan PPKM jilid kedua (25-31 Januari 2021). "Minggu pertama masih naik tapi minggu keempat mulai turun dan kalau diteruskan akan memanen penurunan kasus," kata Wiku dalam telekonferensi, Rabu, 10 Februari 2021. Wiku menyebut kasus covid-19 di DKI justru terus melonjak setelah PSBB ketat dihentikan. Menurut dia, kunci utama pengendalian virus berbahaya itu adalah membatasi aktivitas masyarakat. Baca: Penanganan Covid-19 di Tingkat RT/RW Dipelototi Pemerintah, kata Wiku, menerapkan PPKM mikro untuk terus menekan kasus covid-19 hingga tingkat RT/RW. Dengan begitu lingkup penanganan covid-19 lebih kecil dan terarah. "Jadi dampak (PPKM mikro) pasti delay. Tapi efek jangka menengah dan panjangnya pasti besar," ucap dia. Pemerintah memutuskan untuk menerapkan PPKM mikro di tingkat desa atau RT/RW. Keputusan ini diambil lantaran jumlah kasus covid-19 belum turun secara signifikan.   PPKM Mikro berlaku di tujuh provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Bali. PPKM Mikro dimaksudkan menekan laju kasus positif covid-19 dan menurunkan kurva penyebaran, sehingga beban fasilitas kesehatan akan berkurang dan perekonomian akan meningkat.