Tangerang: Presiden Joko Widodo mengantongi sejumlah nama yang akan mengisi posisi Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban. Jokowi akan memilih satu nama untuk menggantikan posisi Din Syamsuddin hari ini.
"Secepatnya saya akan tunjuk penggantinya, kalau bisa hari ini atau besok," kata Jokowi di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Rabu, 26 September 2018.
Jokowi mengaku sudah banyak calon yang dipegang untuk menggantikan Din. Namun, dia masih menutup rapat-rapat nama tersebut.
"Nanti setelah diputuskan saya umumkan," ucap dia.
Dia menegaskan akan tetap mempertahankan jabatan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban. Sebab, jabatan itu masih dibutuhkan untuk membangun dialog dan kerja sama antar negara.
"Karena ini sangat diperlukan sekali untuk dialog antar agama, antar negara," kata Jokowi.
Din memutuskan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban. Surat pengunduran diri diserahkan pada 21 September 2018.
(Baca juga: Jokowi tak Mempersoalkan Sikap Politik Din Syamsuddin)
Din juga sudah menjelaskan langsung kepada Presiden terkait alasannya mundur sebagai utusan khusus presiden.
Menurut dia, hal itu dilakukan semata-mata untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat. Apalagi, Din juga memimpin sejumlah organisasi dan gerakan yang bersifat lintas agama dan suku. Seperti, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Ketua Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju, dan pimpinan ranting di PP Muhammadiyah.
Dia bilang setiap anggota organisasi dan gerakan memiliki kecenderungan dalam memilih calon presiden dan calon wakil presiden. Karena itu, dia memilih mundur untuk menghindari anggapan keberpihakan kepada salah satu pasangan calon.
(Baca juga: Pengalaman Muslim Muda Dampingi Umat Katolik Asia)
"Nah Muhamadiyah punya khittah tidak terlibat di politik kekuasaan, seperti mendukung atau tidak mendukung seseorang secara formal. Jadi kalau saya masih menjabat sebagai utusan khusus presiden yang sekarang jadi capres, itu berarti banyak yang memahaminya saya hanya ada di sini, di satu pihak, di satu kubu, dan itu akan menghalangi dan tidak memudahkan upaya saya membangun kebersamaan dari masyarakat majemuk, di berbagai organisasi," jelas Din di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 25 September 2018.
Din menyebut Jokowi menerima pengunduran dirinya itu. Pasalnya, itu dilakukan untuk kepentingan masyarakat luas.
"Alhamdulillah, released. Beliau memahami (pengunduran dirinya) dan saya jelaskan ini demi kemaslahatan," ucap dia.
Tangerang: Presiden Joko Widodo mengantongi sejumlah nama yang akan mengisi posisi Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban. Jokowi akan memilih satu nama untuk menggantikan posisi Din Syamsuddin hari ini.
"Secepatnya saya akan tunjuk penggantinya, kalau bisa hari ini atau besok," kata Jokowi di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Rabu, 26 September 2018.
Jokowi mengaku sudah banyak calon yang dipegang untuk menggantikan Din. Namun, dia masih menutup rapat-rapat nama tersebut.
"Nanti setelah diputuskan saya umumkan," ucap dia.
Dia menegaskan akan tetap mempertahankan jabatan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban. Sebab, jabatan itu masih dibutuhkan untuk membangun dialog dan kerja sama antar negara.
"Karena ini sangat diperlukan sekali untuk dialog antar agama, antar negara," kata Jokowi.
Din memutuskan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban. Surat pengunduran diri diserahkan pada 21 September 2018.
(Baca juga:
Jokowi tak Mempersoalkan Sikap Politik Din Syamsuddin)
Din juga sudah menjelaskan langsung kepada Presiden terkait alasannya mundur sebagai utusan khusus presiden.
Menurut dia, hal itu dilakukan semata-mata untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat. Apalagi, Din juga memimpin sejumlah organisasi dan gerakan yang bersifat lintas agama dan suku. Seperti, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia, Ketua Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju, dan pimpinan ranting di PP Muhammadiyah.
Dia bilang setiap anggota organisasi dan gerakan memiliki kecenderungan dalam memilih calon presiden dan calon wakil presiden. Karena itu, dia memilih mundur untuk menghindari anggapan keberpihakan kepada salah satu pasangan calon.
(Baca juga:
Pengalaman Muslim Muda Dampingi Umat Katolik Asia)
"Nah Muhamadiyah punya khittah tidak terlibat di politik kekuasaan, seperti mendukung atau tidak mendukung seseorang secara formal. Jadi kalau saya masih menjabat sebagai utusan khusus presiden yang sekarang jadi capres, itu berarti banyak yang memahaminya saya hanya ada di sini, di satu pihak, di satu kubu, dan itu akan menghalangi dan tidak memudahkan upaya saya membangun kebersamaan dari masyarakat majemuk, di berbagai organisasi," jelas Din di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 25 September 2018.
Din menyebut Jokowi menerima pengunduran dirinya itu. Pasalnya, itu dilakukan untuk kepentingan masyarakat luas.
"Alhamdulillah,
released. Beliau memahami (pengunduran dirinya) dan saya jelaskan ini demi kemaslahatan," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)