Quito: Hari Raya Idulfitri 1439 Hijriah dirayakan dengan meriah oleh masyarakat muslim Indonesia di Quito, Ekuador. Setelah Salat Id, masyarakat menghadiri halalbihalal di KBRI Quito.
Pada 15 Juni 2018, umat muslim di Ekuador berbondong-bondong memenuhi Masjid Assalam Quito untuk melaksanakan Salat Id, tidak terkecuali keluarga besar KBRI Quito dan masyarakat Indonesia. Ibadah berlangsung khidmat dan dihadiri ratusan umat muslim dari berbagai negara.
Kemeriahan berlanjut bagi masyarakat Indonesia. Di Lebaran hari ke-2, Duta Besar RI untuk Ekuador Diennaryati Tjokrosuprihatono mengadakan halalbihalal di Wisma Duta.
Dalam acara itu, masyarakat Indonesia serta sahabat Indonesia di Ekuador hadir. Acara turut dihadiri oleh Duta Besar Amerika Serikat, Honduras, Jerman, Korea Selatan, Jepang, pejabat pemerintah Ekuador, Diplomat Ekuador, pebisnis di Ekuador, serta beberapa chef ternama.
Pada kesempatan itu, Diennaryati berbagi mengenai arti dan nilai dari bulan suci Ramadan dan ibadah puasa yang dijalankan selama hampir sebulan.
"Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan sebuah momen untuk menahan emosi dan pikiran buruk serta memperbarui diri menjadi manusia yang lebih baik," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Selasa, 19 Juni 2018.
Halalbihalal di KBRI Quito - foto: istimewa.
Dia melanjutkan, puasa juga mengajarkan empati. Sebab, dengan menahan lapar, kita menjadi semakin memahami keadaan saudara-saudara yang membutuhkan yang kemudian ditunjukkan melalui pemberian sedekah atau zakat fitrah.
"Arti penting bulan suci Ramadan adalah mengenai kebersamaan dan silaturahmi, karena pada bulan suci interaksi antara keluarga dan teman semakin dipererat baik melalui buka puasa bersama maupun acara silahturahmi dalam perayaan Idulfitri," sebut dia.
Acara halalbihalal sekaligus digunakan menjadi media untuk memperkenalkan tradisi mayoritas masyarakat muslim Indonesia. Seperti tradisi salaman untuk saling memaafkan dan mendoakan kebaikan bagi sesama.
Dalam kesempatan tersebut, Diennaryati mengajak seluruh undangan untuk bergabung dalam tradisi salam-salaman. Dengan tradisi itu, halalbihalal terasa makin hangat.
Selain tradisi salam-salaman, Diennaryati turut memperkenalkan hidangan khas Indonesia saat Idulfitri. Dalam acara itu, tamu disuguhi lontong opor ayam, sambal goreng udang kentang, sayur godog, balado paru, rendang dan sate asem betawi.
Serta aneka kue khas lebaran seperti lapis legit, lapis Surabaya, kastengel, nastar, putri salju, coklat kelapa dan kue kacang.
Quito: Hari Raya Idulfitri 1439 Hijriah dirayakan dengan meriah oleh masyarakat muslim Indonesia di Quito, Ekuador. Setelah Salat Id, masyarakat menghadiri halalbihalal di KBRI Quito.
Pada 15 Juni 2018, umat muslim di Ekuador berbondong-bondong memenuhi Masjid Assalam Quito untuk melaksanakan Salat Id, tidak terkecuali keluarga besar KBRI Quito dan masyarakat Indonesia. Ibadah berlangsung khidmat dan dihadiri ratusan umat muslim dari berbagai negara.
Kemeriahan berlanjut bagi masyarakat Indonesia. Di Lebaran hari ke-2, Duta Besar RI untuk Ekuador Diennaryati Tjokrosuprihatono mengadakan halalbihalal di Wisma Duta.
Dalam acara itu, masyarakat Indonesia serta sahabat Indonesia di Ekuador hadir. Acara turut dihadiri oleh Duta Besar Amerika Serikat, Honduras, Jerman, Korea Selatan, Jepang, pejabat pemerintah Ekuador, Diplomat Ekuador, pebisnis di Ekuador, serta beberapa chef ternama.
Pada kesempatan itu, Diennaryati berbagi mengenai arti dan nilai dari bulan suci Ramadan dan ibadah puasa yang dijalankan selama hampir sebulan.
"Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan sebuah momen untuk menahan emosi dan pikiran buruk serta memperbarui diri menjadi manusia yang lebih baik," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima
Medcom.id, Selasa, 19 Juni 2018.
Halalbihalal di KBRI Quito - foto: istimewa.
Dia melanjutkan, puasa juga mengajarkan empati. Sebab, dengan menahan lapar, kita menjadi semakin memahami keadaan saudara-saudara yang membutuhkan yang kemudian ditunjukkan melalui pemberian sedekah atau zakat fitrah.
"Arti penting bulan suci Ramadan adalah mengenai kebersamaan dan silaturahmi, karena pada bulan suci interaksi antara keluarga dan teman semakin dipererat baik melalui buka puasa bersama maupun acara silahturahmi dalam perayaan Idulfitri," sebut dia.
Acara halalbihalal sekaligus digunakan menjadi media untuk memperkenalkan tradisi mayoritas masyarakat muslim Indonesia. Seperti tradisi salaman untuk saling memaafkan dan mendoakan kebaikan bagi sesama.
Dalam kesempatan tersebut, Diennaryati mengajak seluruh undangan untuk bergabung dalam tradisi salam-salaman. Dengan tradisi itu, halalbihalal terasa makin hangat.
Selain tradisi salam-salaman, Diennaryati turut memperkenalkan hidangan khas Indonesia saat Idulfitri. Dalam acara itu, tamu disuguhi lontong opor ayam, sambal goreng udang kentang, sayur godog, balado paru, rendang dan sate asem betawi.
Serta aneka kue khas lebaran seperti lapis legit, lapis Surabaya, kastengel, nastar, putri salju, coklat kelapa dan kue kacang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)