Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan terjadi penurunan angka stunting dalam dua tahun pandemi covid. Pada 2019, angka stunting 27,6 persen, dan 2021 angka stunting 24,4 persen.
"Artinya selama dua tahun pandemi, stunting hanya turun 1,6 persen per tahun," ujar Muhadjir kepada Media Indonesia, Sabtu, 18 Juni 2022.
Ia menjelaskan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) penurunan stunting adalah 14 persen pada 2024. Sehingga, untuk tiga tahun ke depan perlu penurunan 3,4 persen per tahun.
Baca: Pemerintah Gelontorkan Rp44,8 Triliun Percepat Penanganan Stunting
Guna memenuhi target itu, kata dia, pemerintah telah mengeluarkan regulasi lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Perpres tersebut memberi tugas khusus Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memimpin kementerian dan lembaga yang memiliki anggaran dan program penurunan stunting.
"Dasarnya UU Nomor 52 tahun 2009 tentang pengembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, di mana masalah dan penanganan stunting ditempatkan sebagai bagian dari pembangunan keluarga," ujar dia.
Target penurunan stunting hingga 2024 diharapkan dapat mencapai target. Menurut dia, dibutuhkan sinergitas dan dukungan semua pemangku kepentingan terkait untuk bergerak bersama.
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencatat bahwa 24,4 persen balita di Indonesia berada dalam kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi (stunting). Artinya, satu dari empat balita mengalami permasalahan gizi kronis.
Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan terjadi penurunan angka
stunting dalam dua tahun pandemi covid. Pada 2019, angka stunting 27,6 persen, dan 2021 angka stunting 24,4 persen.
"Artinya selama dua tahun pandemi, stunting hanya turun 1,6 persen per tahun," ujar Muhadjir kepada Media Indonesia, Sabtu, 18 Juni 2022.
Ia menjelaskan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) penurunan
stunting adalah 14 persen pada 2024. Sehingga, untuk tiga tahun ke depan perlu penurunan 3,4 persen per tahun.
Baca:
Pemerintah Gelontorkan Rp44,8 Triliun Percepat Penanganan Stunting
Guna memenuhi target itu, kata dia, pemerintah telah mengeluarkan regulasi lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Perpres tersebut memberi tugas khusus Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memimpin kementerian dan lembaga yang memiliki anggaran dan program penurunan stunting.
"Dasarnya UU Nomor 52 tahun 2009 tentang pengembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, di mana masalah dan penanganan stunting ditempatkan sebagai bagian dari pembangunan keluarga," ujar dia.
Target penurunan
stunting hingga 2024 diharapkan dapat mencapai target. Menurut dia, dibutuhkan sinergitas dan dukungan semua pemangku kepentingan terkait untuk bergerak bersama.
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencatat bahwa 24,4 persen balita di Indonesia berada dalam kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi (stunting). Artinya, satu dari empat balita mengalami permasalahan gizi kronis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AGA)