medcom.id, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi menanggapi kasus Sumarti Ningsih, WNI yang dibunuh secara keji oleh seorang bankir di Hong Kong. Menurut Retno, perlindungan merupakan hak setiap warga RI.
"Kami akan meningkatkan perlindungan dan meminimalisasi risiko terhadap kasus-kasus pembunuhan semacam ini. Kami juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan," ucap Retno di Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Sementara menurut Kepala Bagian Perlindungan WNI Kemenlu Krisna Djaelani, pihaknya masih berkoordinasi dengan Konjen RI di Hong Kong dan keluarga Sumarti.
"Mungkin dalam waktu satu minggu sudah bisa dipulangkan. Kita juga akan tanyakan ke keluarga," tutur Krisna.
Aparat kepolisian Hong Kong menangkap bankir muda asal Inggris, Rurik Jutting, atas pembunuhan ganda pada Sabtu dini hari kemarin. Kedua korban adalah Jesse Lorena Ruri asal Filipina dan Sumarti Ningsih.
Menurut Daily Mail, petugas tiba di apartemen pelaku di lantai 31, dan menemukan Jesse. Korban yang terluka parah di bagian leher masih hidup ketika ditemukan, namun meninggal dunia tak lama setelahnya. Sementara jasad Sumarti sudah membusuk di dalam sebuah koper.
Tangan dan kaki Sumarti diikat tali dengan kepala yang nyaris terputus dari badan. Polisi memperkirakan jasad Sumarti sudah berada di lokasi sejak lima hari lalu.
Mainan seks dan narkotika jenis kokain juga ditemukan di TKP bersama pisau sepanjang 12 inci. Menurut surat kabar lokal Hong Kong Ming Pao, Jutting berbicara tak jelas saat digerebek polisi.
Hingga saat ini aparat masih menyelidiki apakah masih ada korban lainnya. Kecurigaan didasarkan foto salah satu korban yang berada di deretan 2.000 foto dan video lainnya di telepon genggam pelaku.
medcom.id, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi menanggapi kasus Sumarti Ningsih, WNI yang dibunuh secara keji oleh seorang bankir di Hong Kong. Menurut Retno, perlindungan merupakan hak setiap warga RI.
"Kami akan meningkatkan perlindungan dan meminimalisasi risiko terhadap kasus-kasus pembunuhan semacam ini. Kami juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan," ucap Retno di Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Sementara menurut Kepala Bagian Perlindungan WNI Kemenlu Krisna Djaelani, pihaknya masih berkoordinasi dengan Konjen RI di Hong Kong dan keluarga Sumarti.
"Mungkin dalam waktu satu minggu sudah bisa dipulangkan. Kita juga akan tanyakan ke keluarga," tutur Krisna.
Aparat kepolisian Hong Kong menangkap bankir muda asal Inggris, Rurik Jutting, atas pembunuhan ganda pada Sabtu dini hari kemarin. Kedua korban adalah Jesse Lorena Ruri asal Filipina dan Sumarti Ningsih.
Menurut Daily Mail, petugas tiba di apartemen pelaku di lantai 31, dan menemukan Jesse. Korban yang terluka parah di bagian leher masih hidup ketika ditemukan, namun meninggal dunia tak lama setelahnya. Sementara jasad Sumarti sudah membusuk di dalam sebuah koper.
Tangan dan kaki Sumarti diikat tali dengan kepala yang nyaris terputus dari badan. Polisi memperkirakan jasad Sumarti sudah berada di lokasi sejak lima hari lalu.
Mainan seks dan narkotika jenis kokain juga ditemukan di TKP bersama pisau sepanjang 12 inci. Menurut surat kabar lokal Hong Kong Ming Pao, Jutting berbicara tak jelas saat digerebek polisi.
Hingga saat ini aparat masih menyelidiki apakah masih ada korban lainnya. Kecurigaan didasarkan foto salah satu korban yang berada di deretan 2.000 foto dan video lainnya di telepon genggam pelaku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)