medcom.id, Jakarta: Tidak sedikit sekolah yang menilai Kurikulum 2013 memiliki banyak kekurangan pada sistemnya. Misalkan saja pada kiriman buku yang lambat dan minimnya penataran kepada para guru.
"Harusnya pemerintah mempersiapkan dulu perangkatnya (buku) kemudian tatar dulu guru-gurunya. Kalau udah mantap ya baru dijalankan," ujar Kepala Sekolah SDN Bangka 05 Subarianto, Jakarta Selatan, Senin (8/12/2014).
Subarianto menjelaskan Kurikulum 2013 memiliki sistem yang bagus, tapi terlalu cepat diterapkan ke sekolah-sekolah.
"Sistem ini pada dasarnya bagus, mulai dari mengamati, bertanya, berorganisasi, hingga ke kesimpulan. Sangat bagus sekali. Hanya saja, pihak pemerintah terlalu memaksakan untuk mempercepat penerapan," jelasnya.
Apalagi, lanjut Subarianto, masa ujian sudah semakin dekat, tapi buku-buku pendukung belum kunjung diterima siswa. Subarianto pun menyatakan pihaknya terpaksa tidak memasukan materi pembelajaran terakhir.
"Kita dapat buku pada November saat menjelang ujian akhir sekolah (UAS). Jadi dipaksakan untuk diberikan ke anak-anak kan kasihan. Kita ganti, tapi tidak mengurangi bobot soal. Karena jumlah soal yang diatur dalam penilaian dan kisi-kisi," terangnya.
Sebelumnya, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) sudah membedah buku dan dokumen terkait dengan Kurikulum 2013 (K13) yang dinilai memiliki banyak sekali kekurangan.
Tidak sedikit pula guru yang mendukung putusan penghentian kurikulum itu. Pasalnya, bukan hanya ketidaksiapan buku, materi kurikulum itu juga dinilai terlalu berat bagi siswa.
medcom.id, Jakarta: Tidak sedikit sekolah yang menilai Kurikulum 2013 memiliki banyak kekurangan pada sistemnya. Misalkan saja pada kiriman buku yang lambat dan minimnya penataran kepada para guru.
"Harusnya pemerintah mempersiapkan dulu perangkatnya (buku) kemudian tatar dulu guru-gurunya. Kalau udah mantap ya baru dijalankan," ujar Kepala Sekolah SDN Bangka 05 Subarianto, Jakarta Selatan, Senin (8/12/2014).
Subarianto menjelaskan Kurikulum 2013 memiliki sistem yang bagus, tapi terlalu cepat diterapkan ke sekolah-sekolah.
"Sistem ini pada dasarnya bagus, mulai dari mengamati, bertanya, berorganisasi, hingga ke kesimpulan. Sangat bagus sekali. Hanya saja, pihak pemerintah terlalu memaksakan untuk mempercepat penerapan," jelasnya.
Apalagi, lanjut Subarianto, masa ujian sudah semakin dekat, tapi buku-buku pendukung belum kunjung diterima siswa. Subarianto pun menyatakan pihaknya terpaksa tidak memasukan materi pembelajaran terakhir.
"Kita dapat buku pada November saat menjelang ujian akhir sekolah (UAS). Jadi dipaksakan untuk diberikan ke anak-anak kan kasihan. Kita ganti, tapi tidak mengurangi bobot soal. Karena jumlah soal yang diatur dalam penilaian dan kisi-kisi," terangnya.
Sebelumnya, Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) sudah membedah buku dan dokumen terkait dengan Kurikulum 2013 (K13) yang dinilai memiliki banyak sekali kekurangan.
Tidak sedikit pula guru yang mendukung putusan penghentian kurikulum itu. Pasalnya, bukan hanya ketidaksiapan buku, materi kurikulum itu juga dinilai terlalu berat bagi siswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)