Terlebih saat ini segala aktivitas yang menyangkut nama FPI dilarang oleh pemerintah yang resmi diputuskan 30 Desember 2020. Sehingga muncul pandangan massa simpatisan FPI akan merapat menjadi pendukung Ba'asyir.
Namun, pengamat teroris Ridlwan Habib mengatakan kemungkinan itu kecil. Pasalnya karakteristik FPI dan organisasi di bawah payung Majelis Mujahidin Indonesia sangat berbeda.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Dua organisasi itu sangat berbeda karakteristiknya maupun cara bergeraknya. JI (Jamaah Islamiyah) bergerak diam-diam di bawah tanah, sementara FPI cenderung lebih terbuka dengan demonstrasi dan sebagainya," ujar Ridlwan saat berbincang dengan Metro TV.
"Saya kira akan sulit itu terjadi karena dua organisasi yang secara karakteristik dan kepemimpinannya berbeda. Walaupun bisa saja kalau nanti ada upaya komunikasi dan dialog dari mereka kepada keluarga besar Ustad Abu (Bakar Ba'asyir)," sambung Ridlwan.
Spekulasi Ba'asyir merebut hati simpatisan FPI muncul karena sosoknya dianggap paling berpengaruh. Figur pria 82 tahun itu menurut Ridlwan belum ada yang menandingi di Indonesia.
"Sebesar Abu Bakar Ba'asyir saya kira sulit dicari tandingannya. Karena Ustad Abu ini yang paling senior, beliau kan satu angkatan dengan Abdullah Sungkar (salah satu pendiri Jamaah Islamiyah)," ungkap pengamat teroris Universitas Indonesia tersebut.
"Bahkan untuk kelas Aman Abdurrahman sekali pun secara pengaruh masih jauh di bawah beliau. Jadi sekarang secara kapabilitas, pengaruh, dan personality yang paling ultimate ya Ustad Abu di Indonesia," tutupnya.
(REN)