Ilustrasi gempa. Medcom.id/M Rizal
Ilustrasi gempa. Medcom.id/M Rizal

Ini Penjelasan BMKG Soal Gempa Sesar Lembang pada 2021

Muhammad Syahrul Ramadhan • 26 Januari 2021 16:15
Jakarta: Badan Meteorologi Klimatolog dan Geofisika (BMKG), Bandung, merespon kabar yang beredar di masyarakat akan terjadi gempa di Sesar Lembang pada 2021. Dilansir dari akun resmi BMKG Bandung @BMKGBandung, kabar tersebut tidak benar alias hoaks.
 
Gempa bumi belum dapat diprediksi, sehingga informasi bahwa 2021 Sesar Lembang akan melepaskan energi yang dikumpulkan sejak 2012 adalah informasi hoaks (tidak benar),” demikian tulis @BMKGBandung.
 
Dijelaskan bahwa sesar Lembang merupakan sesar aktif dengan panjang sekitar 25-29 kilometer yang terbagi menjadi tiga segmen. Berdasarkan kajian paleoseismik sesar Lembang mengalami pelepasan energi (gempa bumi) tahun 1600.

“Jika tiga segmen sesar Lembang bergerak bersamaan akan menimbulkan gempa bumi dengan kekuatan maksimum sekitar 6.8-6.9 Mw (mangintudo),” jelas BMKG Bandung.
 
Hingga saat ini, aktivitas gempa bumi terakhir yang terekam seismograf BMKG yaitu tahun 2010-2012. Sepanjang kurun waktu tersebut tercatat ada empat belas kejadian gempa bumi. Namun, dari kejadian tersebut hanya satu  gempa bumi yang dirasakan yaitu pada, 28 Agustus 2011.
 
Dalam keterangan tersebut dijelaskan juga bahwa Sesar Lembang memiliki potensi kegempaan. Tetapi kapan terjadi dan besar magnitudo belum bisa diprediksi.
 
“Potensi kekuatan gempa maksimum dapat diketahui, tetapi energi yang dihasilkan bisa saja hanya 40 atau 50 persen dari energi maksimum,” terang BMKG.
 
Sebelumnya, diberitakan BMKG menyebut aktivitas kegempaan di seluruh wilayah Indonesia mengalami peningkatan sejak awal Januari 2021. BMKG mencatat gempa dirasakan 59 kali.
 
Deputi bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly mengatakan masyarakat yang berada di kawasan yang diduga menjadi seismic gap atau zona potensial gempa agar lebih waspada. Kawasan seismic gap di zona sumber gempa megathrust yaitu Kepulauan Mentawai Sumatra Barat, Selat Sunda, Selatan Bali, Sulawesi Utara, Laut Maluku, Utara Papua, dan Laut Banda.
 
Sementara itu, wilayah seismic gap di zona sumber gempa sesar aktif ialah Sesar Lembang (Jawa Barat), Sesar Matano (Sulawesi Tengah), Sesar Sorong (Papua Barat), dan Sesar Segmen Aceh. Namun, gempa dapat terjadi kapan saja dan di luar zona seismic gap.
 
"BMKG merekomendasikan agar masyarakat mewaspadai kemungkinan terjadinya gempa susulan dengan kekuatan signifikan seperti lazimnya usai terjadi gempa kuat," kata Sadly.
 
Masyarakat  perlu waspadai dengan kawasan perbukitan dengan tebing curam karena gempa susulan dapat memicu longsoran dan runtuhan batu. Apalagi, Indonesia tengah dilanda musim hujan yang meningkatkan potensi longsor.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan