Jakarta: Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan lokasi wisata di Papua dan Papua Barat belum dapat dikunjungi wisatawan. Lokasi masih ditutup walau kondisi keamanan berangsur-angsur membaik.
"Belum belum masih dibatasi dengan syarat-syarat tertentu," kata Wiranto dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 5 September 2019.
Mantan Panglima TNI itu khawatir jika larangan tersebut dicabut, kericuhan berpotensi kembali terjadi. Pasalnya, sangat mungkin adanya provakotor yang menyusup menjadi wisatawan.
"Sekarang kita bebaskan ada jamin enggak bisa membedakan antara provokator dan wisatawan bisa enggak," tutur dia.
Ia mengimbau wisatawan mancanegara dan domestik menahan diri untuk melihat kemolekan Pulau Cenderawasih. Pemerintah dengan senang hati membuka untuk umum jika tidak ada lagi kericuhan di seluruh sudut wilayah Papua dan Papua Barat.
"Kalau sudah damai itu malah kita undang berbondong-bondong datang ke Papua dan Papua Barat untuk berwisata itu akan mendatangkan devisa," jelas dia.
Selain itu, upaya menarik wisatawan berkunjung ke Papua jika sudah kondusif menjadi bagian untuk menunjukkan majunya pembangunan Papua ke masyarakat luas. Ini mengingat wilayah timur Indonesia kerap diklaim ditinggalkan dalam pembangunan.
"Mengabarkan ke dunia luar bahwa kita membangun Papua dengan serius dan begitu tidak seperti yang di kabarkan bahwa pembangunan di Papua itu sangat terbelakang," pungkas dia.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/PNgLamLb" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan lokasi wisata di Papua dan Papua Barat belum dapat dikunjungi wisatawan. Lokasi masih ditutup walau kondisi keamanan berangsur-angsur membaik.
"Belum belum masih dibatasi dengan syarat-syarat tertentu," kata Wiranto dalam konferensi pers di Kementerian Koordinator Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 5 September 2019.
Mantan Panglima TNI itu khawatir jika larangan tersebut dicabut, kericuhan berpotensi kembali terjadi. Pasalnya, sangat mungkin adanya provakotor yang menyusup menjadi wisatawan.
"Sekarang kita bebaskan ada jamin enggak bisa membedakan antara provokator dan wisatawan bisa enggak," tutur dia.
Ia mengimbau wisatawan mancanegara dan domestik menahan diri untuk melihat kemolekan Pulau Cenderawasih. Pemerintah dengan senang hati membuka untuk umum jika tidak ada lagi kericuhan di seluruh sudut wilayah Papua dan Papua Barat.
"Kalau sudah damai itu malah kita undang berbondong-bondong datang ke Papua dan Papua Barat untuk berwisata itu akan mendatangkan devisa," jelas dia.
Selain itu, upaya menarik wisatawan berkunjung ke Papua jika sudah kondusif menjadi bagian untuk menunjukkan majunya pembangunan Papua ke masyarakat luas. Ini mengingat wilayah timur Indonesia kerap diklaim ditinggalkan dalam pembangunan.
"Mengabarkan ke dunia luar bahwa kita membangun Papua dengan serius dan begitu tidak seperti yang di kabarkan bahwa pembangunan di Papua itu sangat terbelakang," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)