medcom.id, Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) punya tenggat waktu satu tahun untuk menguak penyebab kecelakaan AirAsia QZ 8501. Namun, Ketua KNKT Tatang Kurniadi optimistis tim investigator bisa menuntaskan laporan akhir kurang dari satu tahun.
"Paling cepat kami bisa selesaikan dalam 6 bulan sampai 7 bulan. Kalau kurang dari itu nanti kita dibilang tidak serius," kata Tatang dalam jumpa pers di kantor KNKT Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (29/1/2015).
Dia menyatakan proses investigasi KNKT bukan hanya untuk menguak sebab musabab jatuhnya AirAsia QZ 8501 di Selat Karimata. Lebih penting dari itu, adalah sebagai pelajaran untuk perbaikan penerbangan sipil.
"Kami melakukan ini untuk peningkatan keselamatan transportasi. Jadi bukan untuk menyalahkan siapa atas kecelakaan yang terjadi ini," ungkapnya.
Seperti yang diketahui, AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura hilang kontak di perairan Selat Karimata pada 28 Desember 2014. Lewat satu bulan pasca kejadian, Basarnas tetap melakukan pencarian korban. Hingga kini baru 70 orang yang ditemukan dari 162 penumpang beserta awak kabin.
medcom.id, Jakarta: Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) punya tenggat waktu satu tahun untuk menguak penyebab kecelakaan AirAsia QZ 8501. Namun, Ketua KNKT Tatang Kurniadi optimistis tim investigator bisa menuntaskan laporan akhir kurang dari satu tahun.
"Paling cepat kami bisa selesaikan dalam 6 bulan sampai 7 bulan. Kalau kurang dari itu nanti kita dibilang tidak serius," kata Tatang dalam jumpa pers di kantor KNKT Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Kamis (29/1/2015).
Dia menyatakan proses investigasi KNKT bukan hanya untuk menguak sebab musabab jatuhnya AirAsia QZ 8501 di Selat Karimata. Lebih penting dari itu, adalah sebagai pelajaran untuk perbaikan penerbangan sipil.
"Kami melakukan ini untuk peningkatan keselamatan transportasi. Jadi bukan untuk menyalahkan siapa atas kecelakaan yang terjadi ini," ungkapnya.
Seperti yang diketahui, AirAsia QZ 8501 rute Surabaya-Singapura hilang kontak di perairan Selat Karimata pada 28 Desember 2014. Lewat satu bulan pasca kejadian, Basarnas tetap melakukan pencarian korban. Hingga kini baru 70 orang yang ditemukan dari 162 penumpang beserta awak kabin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)