Ilustrasi. (ANTARA/Rusman)
Ilustrasi. (ANTARA/Rusman)

Metro News

Biaya Imigrasi Mahal Dorong TKI Masuk Jalur Ilegal

24 Maret 2017 10:33
medcom.id, Jakarta: Direktur Migrant Care Wahyu Susilo menyebut mahalnya biaya imigrasi mendorong para calon tenaga kerja Indonesia (TKI) menggunakan jalur ilegal untuk masuk ke kantong-kantong pemberi kerja di luar negeri.
 
Wahyu mengatakan untuk satu orang TKI, biaya imigrasi legal yang dibebankan bisa belasan hingga puluhan juta rupiah. Sementara, berangkat melalui jalur tidka resmi hanya kisaran Rp1,5 juta hingga Rp4 juta saja tergantung negara tujuan.
 
"Bahkan kalau ke Taiwan bisa mencapai Rp60 juta. Ini yangmembuat pekerja terpaksa memilih jalur pintas. Di jalur ini banyak para pengambil keuntungan, mereka (TKI) merasa kalau sudah ada yang mengurus ya resmi," kata Wahyu dalam Metro News, Jumat 24 Maret 2017.

Wahyu mencontohkan, penempatan kerja TKI di Malaysia memakan struktur biaya Rp15 juta sampai Rp20 juta dan aturan di Malaysia mewajibkan setiap TKI membayar biaya levy. Mahalnya biaya ini mendorong pencari bahkan pemberi kerja lebih memilih mereka yang masuk dari jalur tidak resmi dan tidak berdokumen.
 
"Malaysia membutuhkan puluhan ribu pekerja. Dan mereka lebih enak mempekerjakan TKI yang undocumented karena bebas bayaran levy. Biasanya rekrutmen menjelang panen kelapa sawit setelah mereka panen diusir," katanya. 
 
Wahyu mengungkapkan pihaknya pernah melakukan pemantauan di beberapa titik pelabuhan penyeberangan TKI ilegal di Nunukan maupun Batam. Faktanya, ada kerja sama calo dengan aparat-aparat imigrasi yang melegalkan aktivitas penyeberangan TKI ilegal di wilayah tersebut.
 
"Di Pelabuhan Tarakan ada orang banyak bawa tumpukan paspor dia setor ke seseorang dan yang datang itu tidak diperiksa satu per satu, padahal kalau di bandara Soekarno Hatta ad pemeriksaan paspor," ungkapnya.
 
Wahyu pun mencurigai bahwa aktivitas imigrasi ilegal di lokasi-lokasi itu tak hanya untuk menyelundupkan pekerja-pekerja yang tak berdokumen, melainkan juga menjadi pintu keluar masuk teroris agar tak terdeteksi.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan