Siti Rachma Herlina Kasim. sumeber: Istimewa
Siti Rachma Herlina Kasim. sumeber: Istimewa

Pemakaman Herlina 'Si Pending Emas' Sepi Pejabat Negara

Dheri Agriesta • 18 Januari 2017 22:17
medcom.id, Jakarta: Pemakaman Siti Rachma Herlina Kasim terlihat sederhana meski dilalui secara militer. Tak ada pejabat negara yang hadir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon.
 
Pahlawan nasional yang menjadi perempuan penerjun pertama dalam Operasi Trikora ini menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Amanat itu telah disampaikan beberapa kali kepada keluarga sebelum berpulang.
 
Alhasil, pemakaman dilakukan di TPU Pondok Ranggon, dekat kediamannya. Meski upacara pemakaman digelar secara militer, tak ada pejabat negara yang datang.

"Belum (ada pejabat yang datang), kalau pernyataan itu ada dari pak Wiranto dan pak Tjahjo Kumolo," kata sang keponakan, Soviati di TMP Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (18/1/2017).
 
Soviati mengatakan, dua menteri itu kerap memperhatikan keadaan kesehatan srikandi penerima pending emas ini. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo kerap mengutus seseorang untuk melihat kondisi kesehatan Herlina.
 
Soviati baru menerima ucapan dari dua menteri itu. Ia belum mendapatkan pejabat atau perwakilan pemerintah yang melayat.
 
"Belum, baru itu saja," kata dia.
 
Soviati telah tinggal bersama Herlina sejak kecil. Herlina, kata dia, memiliki dua anak laki-laki yang tinggal menetap di Malaysia. "Jadi beliau ini tinggal sama saya," kata dia.
 
Pemakaman Herlina dihadiri keluarga dan kolega. Beberapa kolega di pelatihan militer terlihat hadir. Mereka terlihat sedih atas kepergian Herlina.
 
Soviati lebih terpukul. Saat memberikan sambutan dalam upacara pemakaman, Soviati terisak sembari mengenang Herlina. Perempuan penerjun pertama di belantara Papua itu selalu mengajarkan anaknya untuk tak cengeng.
 
"Beliau selalu mengjarkan keluarga agar menjadi sosok yang tangguh dan mandiri," kata dia terisak.
 
Herlina sudah jatuh sakit sejak lama. Tapi, keluarga memutuskan merawat pejuang Trikora dan Dwikora itu di rumah.
 
Pada 5 Januari, penyakit Herlina kian parah hingga tak sadarkan diri. Ia dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga dan mendapatkan perawatan tiga hari.
 
Tak kunjung membaik, keluarga membawa Herlina ke RSPAD Gatot Subroto. Herlina mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 21.30, kemarin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan