Menristek Dikti M. Nasir meluncurkan Gerakan Kampus Nusantara Mengaji di Universitas Sebelas Maret, Solo, kemarin malam. Foto: Istimewa
Menristek Dikti M. Nasir meluncurkan Gerakan Kampus Nusantara Mengaji di Universitas Sebelas Maret, Solo, kemarin malam. Foto: Istimewa

40 PTN Jadi Kampus Nusantara Mengaji

11 Maret 2017 10:12
medcom.id, Solo: Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir, meluncurkan Gerakan Kampus Nusantara Mengaji di Universitas Sebelas Maret, Solo, kemarin malam. Peluncuran ini sekaligus menandai deklarasi gerakan serupa di 40 kampus negeri di seluruh Indonesia.
 
Hadir dalam kegiatan yang dirangkai dalam rangka Dies Natalis UNS Ke-41 itu, sejumlah tokoh nasional antara lain mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh, Pendiri ESQ Ary Ginanjar, dan Rektor UNS Prof. Ravik Karsidi. 
 
Dalam sambutannya, Nasir menjelaskan Nusantara Mengaji adalah kegiatan yang sudah dilakukan secara rutin sejak 2016. Pada saat itu, dirinya bersama beberapa tokoh seperti Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Said Aqil Siraj dan K.H. Ahsin Sakho Muhammad mendeklarasikan gerakan ini di Masjid Darul Quran, Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ)  Jakarta.

“Dan hari ini akan dideklarasikan Kampus Nusantara Mengaji. Karena saya yakin dengan mengkhatamkan Alquran dapat memperkuat mental mahasiswa serta meminimalisasi gerakan radikalisme di kampus,” ujar Nasir, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Metrotvnews.com, Sabtu 11 Maret 2017.
 
Dia mengapresiasi Rektor UNS yang telah mengoordinasikan 40 kampus di seluruh Indonesia. “Semoga Kampus Nusantara Mengaji menjadi solusi menangkal gerakan kekerasan yang selama ini semakin mengkhawatirkan,” kata dia.
 
Mengikis Radikalisme
 
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji, Jazilul Fawaid, berharap peluncuran Kampus Nusantara Mengaji dapat mengurangi radikalisme di kampus, tawuran antarmahasiswa, serta dapat mengurangi kasus pergaulan bebas di kampus. 
 
“Ini merupakan ikhtiar batin dan spiritual kita memperkuat bangunan intelektual kampus,” katanya.
 
Dalam testimoninya, M. Nuh mengungkapkan ide dasar Kampus Nusantara Mengaji adalah untuk memberikan penghargaan kepada anak-anak yang hafal Alquran.
 
“Kita semua ingin memberikan penghargaan apapun yang punya prestasi,” tuturnya. Jika selama ini prestasi diukur oleh olimpiade-olimpiade, kata dia, mengapa pihak terkait tidak mengakui prestasi menghafal Alquran.
 
“Menghafal Alquran lebih dari prestasi yang sangat luar biasa. Memang tidak mudah memuliakan orang yang mulia,” katanya.  
 
Mahfud MD juga memberikan testimoni. Menurutnya, mahasiswa jangan hanya mengembangkan aspek rasional. "Harus juga mengasah keimanan dan spiritualnya," ujar dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan