medcom.id, Jakarta: Bareskrim Mabes Polri telah menetapkan 17 tersangka, terkait kasus vaksin palsu. Jumlah tersebut kemungkinan bertambah, sebab tak menutup kemungkinan masih ada produsen vaksin palsu lain yang masih beroperasi.
"Kita masih kembangkan. Tidak menutup kemungkinan pembuat vaksin bukan hanya itu (Pasutri)," ujar Kabareskrim Komjen Ari Dono saat menyambangi dalah satu penjual vaksin palsu di Klinik Elly Novita, Jalan Raya Cantex, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (30/6/2016).
Jenderal bintang tiga ini mengatakan belum akan membeberkan identitas produsen vaksin palsu itu. Ia meminta agar publik bersabar. "Nanti itu tentang siapanya, pelan-pelan," tandasnya.
Kabareskrim Komjen Ari Dono dan Menkes Nila F Moeloek di Klinik Elly Novita, Jalan Raya Cantex, Ciracas, Jakarta Timur--Metrotvnews.com/Whisnu
Di kesempatan yang sama, Menkes Nila F Moeloek mengatakan Kemenkes akan terus berkoordinasi dengan Bareskrim Mabes Polri mengungkap sindikat pembuat vaksin palsu. Pemerintah khawatir, anak-anak yang telah diberi vaksin palsu tidak memiliki kekebalan tubuh yang memadai, lantaran fungsi imunisasi ialah memasukkan antibodi kedalam tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
"Yang kita khawatirkan, anak-anak ini tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang memadai karena vaksin palsu," jelasnya.
Kabareskrim Komjen Ari Dono dan Menkes Nila F Moeloek di Klinik Elly Novita, Jalan Raya Cantex, Ciracas, Jakarta Timur--Metrotvnews.com/Whisnu.
Vaksin palsu terungkap setelah polisi menangkap J, pemilik toko Azca Medical di Bekasi. Dari keterangan J, penyidikan mengarah ke tiga yang diduga tempat peracikan vaksin palsu, yakni di Jalan Serma Hasyim, Bekasi Timur; Puri Hijau Bintaro; dan Kemang Regency.
Barang bukti yang disita 195 bungkus vaksin Hepatitis B, 221 botol vaksin Pediacel, 364 botol pelarut vaksin campak kering, 81 bungkus vaksin penetes polio, 55 bungkus vaksin Anti-Snake, dokumen penjualan vaksin, bahan baku vaksin, dan alat pres penutup botol.
Kementerian Kesehatan akan memvaksinasi ulang balita yang pernah kena vaksin palsu. Polisi masih melakukan pendataan balita atau individu yang pernah mengkonsumsi vaksin palsu.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, data balita yang pernah mengkonsumsi vaksin palsu akan diserahkan kepada Kementerian Kesehatan.
Badrodin mengungkapkan, vaksin palsu sudah tersebar ke tujuh provinsi. Semua pabrik pembuatan vaksin palsu disinyalir berlokasi di sejumlah wilayah di Pulau Jawa, tapi Badrodin belum mendapat informasi lokasinya.
"Penyebarannya sudah di 7 provinsi. Lokasi produksi kalau enggak salah ada di beberapa tempat di Pulau Jawa, saya enggak hafal," katanya.
medcom.id, Jakarta: Bareskrim Mabes Polri telah menetapkan 17 tersangka, terkait kasus vaksin palsu. Jumlah tersebut kemungkinan bertambah, sebab tak menutup kemungkinan masih ada produsen vaksin palsu lain yang masih beroperasi.
"Kita masih kembangkan. Tidak menutup kemungkinan pembuat vaksin bukan hanya itu (Pasutri)," ujar Kabareskrim Komjen Ari Dono saat menyambangi dalah satu penjual vaksin palsu di Klinik Elly Novita, Jalan Raya Cantex, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (30/6/2016).
Jenderal bintang tiga ini mengatakan belum akan membeberkan identitas produsen vaksin palsu itu. Ia meminta agar publik bersabar. "Nanti itu tentang siapanya, pelan-pelan," tandasnya.
Kabareskrim Komjen Ari Dono dan Menkes Nila F Moeloek di Klinik Elly Novita, Jalan Raya Cantex, Ciracas, Jakarta Timur--Metrotvnews.com/Whisnu
Di kesempatan yang sama, Menkes Nila F Moeloek mengatakan Kemenkes akan terus berkoordinasi dengan Bareskrim Mabes Polri mengungkap sindikat pembuat vaksin palsu. Pemerintah khawatir, anak-anak yang telah diberi vaksin palsu tidak memiliki kekebalan tubuh yang memadai, lantaran fungsi imunisasi ialah memasukkan antibodi kedalam tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
"Yang kita khawatirkan, anak-anak ini tidak memiliki sistem kekebalan tubuh yang memadai karena vaksin palsu," jelasnya.
Kabareskrim Komjen Ari Dono dan Menkes Nila F Moeloek di Klinik Elly Novita, Jalan Raya Cantex, Ciracas, Jakarta Timur--Metrotvnews.com/Whisnu.
Vaksin palsu terungkap setelah polisi menangkap J, pemilik toko Azca Medical di Bekasi. Dari keterangan J, penyidikan mengarah ke tiga yang diduga tempat peracikan vaksin palsu, yakni di Jalan Serma Hasyim, Bekasi Timur; Puri Hijau Bintaro; dan Kemang Regency.
Barang bukti yang disita 195 bungkus vaksin Hepatitis B, 221 botol vaksin Pediacel, 364 botol pelarut vaksin campak kering, 81 bungkus vaksin penetes polio, 55 bungkus vaksin Anti-Snake, dokumen penjualan vaksin, bahan baku vaksin, dan alat pres penutup botol.
Kementerian Kesehatan akan memvaksinasi ulang balita yang pernah kena vaksin palsu. Polisi masih melakukan pendataan balita atau individu yang pernah mengkonsumsi vaksin palsu.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, data balita yang pernah mengkonsumsi vaksin palsu akan diserahkan kepada Kementerian Kesehatan.
Badrodin mengungkapkan, vaksin palsu sudah tersebar ke tujuh provinsi. Semua pabrik pembuatan vaksin palsu disinyalir berlokasi di sejumlah wilayah di Pulau Jawa, tapi Badrodin belum mendapat informasi lokasinya.
"Penyebarannya sudah di 7 provinsi. Lokasi produksi kalau enggak salah ada di beberapa tempat di Pulau Jawa, saya enggak hafal," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)