medcom.id, Jakarta: Sebelum melakukan imunisasi ulang, ada baiknya dilakukan serangkaian tes untuk memeriksa atibodi anak-anak yang teindikasi terpapar vaksin palsu. Jika antibodi sudah mencapai 85 persen, tak perlu lagi melakukan imunisasi ulang.
"Sesuai dengan pedoman imunisasi. Artinya, imunisasi cakupannya 85 persen memiliki antibodi. Bisa dinilai nanti kekebalan tubuhnya dan sebagainya. Ini teknis sekali," kata Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek di Komplek Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (15/7/2016).
Pengguna vaksin palsu yang telah terungkap, salah satunya sebuah klinik di Ciracas, Jakarta Timur. Menkes menuturkan, anak-anak di lingkungan sekitar klinik tersebut hanya terpapar vaksin palsu jenis Hepatitis B.
"Ada delapan vaksin yang wajib. Ini kita nilai lagi, apakah kita berikan semua atau hanya yang Hepattis B. Kalau kita ragu-ragu, kita periksa antibodinya dulu," kata Menkes.
Menurut Menkes, antibodi pada manusia bertahap peningkatannya. Jika sudah kebal terhadap berbagai penyakit, vaksin tidak perlu lagi untuk diberikan.
"Misal, anak saya dua tahun lalu dapat vaksin yang palsu. Tapi, tahun lalu dapat yang asli. Berarti ya sudah. Kalau belum cukup, ya bisa periksa lagi. Tapi itu nanti sama dokter anak," tutur Nila.
medcom.id, Jakarta: Sebelum melakukan imunisasi ulang, ada baiknya dilakukan serangkaian tes untuk memeriksa atibodi anak-anak yang teindikasi terpapar vaksin palsu. Jika antibodi sudah mencapai 85 persen, tak perlu lagi melakukan imunisasi ulang.
"Sesuai dengan pedoman imunisasi. Artinya, imunisasi cakupannya 85 persen memiliki antibodi. Bisa dinilai nanti kekebalan tubuhnya dan sebagainya. Ini teknis sekali," kata Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek di Komplek Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (15/7/2016).
Pengguna vaksin palsu yang telah terungkap, salah satunya sebuah klinik di Ciracas, Jakarta Timur. Menkes menuturkan, anak-anak di lingkungan sekitar klinik tersebut hanya terpapar vaksin palsu jenis Hepatitis B.
"Ada delapan vaksin yang wajib. Ini kita nilai lagi, apakah kita berikan semua atau hanya yang Hepattis B. Kalau kita ragu-ragu, kita periksa antibodinya dulu," kata Menkes.
Menurut Menkes, antibodi pada manusia bertahap peningkatannya. Jika sudah kebal terhadap berbagai penyakit, vaksin tidak perlu lagi untuk diberikan.
"Misal, anak saya dua tahun lalu dapat vaksin yang palsu. Tapi, tahun lalu dapat yang asli. Berarti ya sudah. Kalau belum cukup, ya bisa periksa lagi. Tapi itu nanti sama dokter anak," tutur Nila.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)